Jawaban:

Penjelasan:

Sistem pendidikan Yahudi kuno pada masa pasca pembuangan dalam agama Kristen masih dipengaruhi oleh tradisi Yahudi pra-pembuangan. Pendidikan Yahudi pada masa itu difokuskan pada pengajaran Taurat, yang diajarkan dalam bahasa Ibrani. Selain itu, pelajaran agama juga mencakup kitab-kitab suci seperti Mazmur dan Kitab Suci Ibrani lainnya.

Di samping itu, para guru Yahudi memiliki peran penting dalam pendidikan, dan orang tua juga diperintahkan untuk menjadi guru bagi anak-anak mereka. Anak-anak laki-laki dan perempuan biasanya dibagi menjadi kelas-kelas yang terpisah untuk belajar agama. Sistem ini terus berlangsung hingga masa modern, di mana masih ada lembaga-lembaga pendidikan Yahudi yang memisahkan laki-laki dan perempuan dalam pendidikannya.

Selain itu, terdapat juga institusi-institusi seperti sinagoge dan yeshiva yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan Yahudi. Para siswa di Yeshiva biasanya belajar Taurat dan bahasa Ibrani, serta berpartisipasi dalam diskusi dan perdebatan ilmiah.

Namun, dengan munculnya agama Kristen, terjadi persaingan di antara kedua agama dalam hal pendidikan. Kristen menawarkan alternatif pendidikan yang lebih terbuka dan inklusif, dengan memasukkan pelajaran bahasa Yunani dan filsafat dalam kurikulumnya. Pada masa itu, para pemimpin Kristen juga mendirikan sekolah-sekolah Kristen dan universitas yang menawarkan pendidikan yang lebih modern dan komprehensif daripada sekolah-sekolah Yahudi.

Meskipun demikian, sistem pendidikan Yahudi masih bertahan hingga saat ini, dan telah menghasilkan banyak tokoh terkemuka dalam bidang-bidang seperti teologi, hukum, sastra, dan sains. Dalam sejarahnya, sistem pendidikan Yahudi kuno telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan manusia.