Jawaban:

Kerajaan Islam di Riau memiliki sejarah yang cukup panjang, dimulai sejak abad ke-7 Masehi ketika pedagang Arab dan India mulai menjalin hubungan dagang dengan masyarakat pribumi di Kepulauan Riau. Namun, kerajaan Islam di Riau yang lebih terkenal adalah Kesultanan Johor-Riau, yang bermula pada abad ke-16.

Latar belakang berdirinya Kesultanan Johor-Riau adalah adanya persaingan antara bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris dalam memperebutkan hegemoni perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Riau. Pada awalnya, Kesultanan Malaka yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, namun pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis.

Sebagai gantinya, Kesultanan Aceh mulai mendominasi perdagangan rempah-rempah di wilayah timur, namun pada abad ke-17 Portugis dan Belanda mulai menyerang Kesultanan Aceh. Akibatnya, Kesultanan Aceh mengalami kehancuran dan kekuasaannya digantikan oleh Kesultanan Johor-Riau.

Kesultanan Johor-Riau didirikan oleh Sultan Mahmud Syah, yang berasal dari Kesultanan Malaka. Sultan Mahmud Syah memilih Pulau Bintan sebagai pusat kekuasaannya, karena pulau tersebut strategis dan dekat dengan pusat perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Kerajaan Islam di Riau berkembang pesat pada abad ke-18, ketika Sultan Riau-Lingga memerintah. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Johor-Riau berhasil menguasai sebagian besar wilayah Kepulauan Riau, dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang penting di Asia Tenggara. Selain itu, Kesultanan Johor-Riau juga terkenal sebagai pusat pengembangan seni dan budaya Melayu, yang diwariskan hingga saat ini.