Jawaban:

Simpelnya, konflik yang terjadi antara dinasti Utsmani dan Safawi berasal karena perbedaan ideologi yang mencolok.

Penjelasan:

Utsmani sendiri sudah berkuasa di wilayah Anatolia sejak 1300 M, dengan menganut agama Islam yang beraliran Sunni. Sementara dinasti Safawi, pada tahun 1501 M didirikan oleh Syah Ismail di Tabriz, Persia.

Pada awalnya perbedaan ideologi ini tidak menimbulkan permusuhan antara keduanya, namun semakin berkembang selanjutnya keduanya semakin memiliki kepentingan masing-masing, sehingga mereka terlibat konflik.

Dinasti Safawi ingin memperkuat kekuasaannya dengan menyebarkan paham Syi’ah ke berbgai wilayah, termasuk ke wilayah kekuasaan Utsmani.

Sedangkan dinasti Utsmani ingin mempertahankan kekuasaanya dengan melindunggi Muslim Sunni dari pengaruh Syi’ah.

Gak hanya itu, faktor politik dan ekonomi juga ikut mendukung konflik ini. Konflik ini mencapai puncaknya dalam perang Chaldiran pada 1514 M. Dampaknya, Sunni menjadi lebih dominan di Asia Kecil, wilayah Utsmani semakin meluas dan Selat Hurmuz dikuasai oleh Portugis.