Kekuatan-kekuatan militer muncul di Eropa setelah Perang Dunia II karena adanya pertentangan ideologi antara Blok Barat yang didukung oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang didukung oleh Uni Soviet. Pertentangan ideologi tersebut menyebabkan terjadinya Perang Dingin, yang merupakan konflik bersenjata tanpa perang yang terjadi antara Blok Barat dan Blok Timur setelah Perang Dunia II.

Untuk mempertahankan kepentingannya masing-masing, kedua belah pihak saling menyiapkan kekuatan militer yang cukup besar. Di sisi Barat, kekuatan militer tersebut terutama terdiri dari NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang terdiri dari negara-negara Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat. Sementara itu, di sisi Timur, kekuatan militer tersebut terutama terdiri dari pacta sub conditione (perjanjian bersyarat) yang terdiri dari negara-negara Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur yang dikelola oleh KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti).

Setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1990-an, kekuatan militer yang ada di Eropa tidak lagi diperlukan untuk menghadapi ancaman dari Blok Timur. Namun, demi menjaga keamanan di Eropa, kekuatan militer tersebut masih dipertahankan dengan tujuan untuk menanggulangi ancaman terorisme, konflik regional, dan masalah keamanan lainnya.