Strategi yang digunakan belanda dalam menghadapi perlawanan Aceh hingga bisa menduduki daerah Aceh yaitu Strategi Devide Et Impera. Strategi ini dalam bahasa Indonesia biasa disebut Politik Pecah Belah.

Pembahasan:

Perlawanan Aceh terjadi karena rakyat Aceh yang tidak mau mengakui kedaulatan Belanda di wilayahhnya. Perang terjadi dari tahun 1873, perang tersebut juga terjadi karena Aceh yang diam-diam berusaha menghalangi belanda menguasai seluruh dae rah sumatera.

Dalam perang tersebut belanda tak kunjung berhasil menguasai wilayah Aceh, belanda kesulitan menaklukan Aceh karena strategi masyarakat aceh yang sangat kuat yaitu persatuan seluruh elemen yang ada dalam masyarakat. Karena masyarakat Aceh yang sangat kuat tersebut belanda akhirnya beralih menggunakan strategi licik yaitu dengan menyusupkan orang untuk mencari tahu apa kelemahan dari masyarakat aceh. Belanda mengutus Dr. Cristian Snouck Hurgronje untuk mencari tahu apa saja yang menjadi kelamahan masyarakat aceh. Dalam misinya tersebut Dr. Cristian Snouck Hurgronje mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat aceh dalam kehidupan beragama dengan menyamar sebagai ulama yang pandai berbahasa arab. Setelah lama melakukan penelitian Dr. Snouck menulis hasil penelitian ke dalam buku "De Atjehers" yang berisi tentang kehidupan rakyat muslim Aceh dan nasihat kepada pemerintah Belanda untuk dapat menaklukan rakyat Aceh.

Dr Snouck memberikan saran strategi untuk melawan rakyat aceh, yang pada akhirnya strategi tersebut berhasil membuat masyarakat aceh terpecah belah dan ada yang memihak belanda. Kemudian strategi tersebut dikenal dengan nama "politik pecah belah" atau pemerintah Belanda menyebutnya sebagai strategi  De vide Et Impera.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut tentang politik pecah belah pada yomemimo.com/tugas/21105763

#BelajarBersamaBrainly #SPJ4