mengapa rakyat Indonesia tidak menggubris ultimatum dari pasukan sekutu dan

Berikut ini adalah pertanyaan dari abduldaeng135 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

mengapa rakyat Indonesia tidak menggubris ultimatum dari pasukan sekutu dan meninggalkan kota Bandung?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

peristiwa pribumi hanguskan Kota Bandung bagian Selatan dikenal dengan sebutan peristiwa Bandung Lautan Api

Penjelasan:

Pembahasan

Diketahui bahwa setelah proklamasi kemerdekaan dikenal dengan adanya Agresi Militer Belanda. Agresi Militer ini merupakan upaya dari Belanda untuk menguasai kembali Indonesia yang saat itu telah menyatakan kemerdekaannya. Akibatnya, muncul upaya-upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda. Salah satu peristiwa dalam mempertahankan kemerdekaan adalah peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi tanggal 23 Maret 1946. Bandung Lautan Api diawali dengan datangnya pasukan Sekutu/Inggris pada 12 Oktober 1945. Namun, ternyata Belanda atau NICA membonceng pasukan Sekutu dan berusaha untuk menguasai Indonesia lagi. 

Pasukan Sekutu mulai melancarkan propaganda. Rakyat Indonesia diperingatkan agar meletakkan senjata dan menyerahkannya kepada Sekutu. Pihak Indonesia tidak menggubris ultimatum tersebut. Angkatan perang RI merespons dengan melakukan penyerangan terhadap markas–markas Sekutu di Bandung bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas besar Sekutu. Pada tanggal 27 November 1945, Kolonel MacDonald selaku panglima perang Sekutu sekali lagi menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin, agar rakyat dan tentara segera mengosongkan wilayah Bandung Utara. Peringatan yang berlaku sampai tanggal 29 November 1945 pukul 12.00 harus dipenuhi. Jika tidak, maka Sekutu akan bertindak keras. Ultimatum kedua itu pun tidak digubris sama sekali. Beberapa pertempuran terjadi di Bandung Utara. Pos-pos Sekutu di Bandung menjadi sasaran penyerbuan. 

Tanggal 17 Maret 1946, Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan Jenderal Montagu Stopford, memperingatkan kepada Sutan Syahrir selaku Perdana Menteri RI agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota. Hanya pemerintah sipil, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan tinggal. Menindaklanjuti ultimatum tersebut, pada 24 Maret 1946 pukul 10.00, Tentara Republik Indonesia (TRI) di bawah pimpinan Kolonel A.H. Nasution memutuskan untuk membumihanguskan Bandung. Rakyat mulai diungsikan. Sebagian besar bergerak dari selatan rel kereta api ke arah selatan sejauh 11 kilometer. Gelombang pengungsian semakin membesar setelah matahari tenggelam. Pembumihangusan Bandung pun dimulai. Warga yang hendak meninggalkan rumah membakarnya terlebih dahulu. Pasukan TRI punya rencana yang lebih besar lagi. TRI merencanakan pembakaran total pada 24 Maret 1945 pukul 24.00, namun rencana ini tidak berjalan mulus karena pada pukul 20.00 dinamit pertama telah meledak di Gedung Indische Restaurant. Lantaran tidak sesuai rencana, pasukan TRI melanjutkan aksinya dengan meledakkan gedung-gedung dan membakar rumah-rumah warga di Bandung Selatan. Malam itu, Bandung terbakar dan peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

Dengan demikian, peristiwa pribumi hanguskan Kota Bandung bagian Selatan dikenal dengan sebutan peristiwa Bandung Lautan Api.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Jkii dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 06 Jun 22