Tradisi pra-Islam yang ada di Sulawesi-Selatan sangat melekat pada diri orang-orang yang ada di Sulawesi Selatan khususnya orang-orang suku Bugis yang menganut agama lokal. Budaya yang ada di kalangan masyarakat Bugis sangat melekat denga tradisi keagamaan loka masyarakat Bugis yang mempercayai adanya kekuatan besar yang mengatur segala sesuatu di bumi. Namun setelah Islam datang banya tradisi yang mulai digeser atau terjadi perpaduan antara tradisi budaya lokal deng unsur-unsur Agama Islam. salah satu tradisi yang bertahan hingga sekarang dan telah mengalami proses perpaduan dengan Agama Islam adalah tradisi “mabbarasanji”. Tradisi tersebut merupakan tradisi yang telah melalui proses Islamisasi sejak Islam masuk di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-17 M. Pada penelitian ini penulis menitik fokuskan pada tradisi mabbarasanji di kalangan masyarakat Bugis yang ada di kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 teori pendekatan, yaitu: teori Sejarah Sosial, teori Fenomenologi, dan teori Nilai. Dimana ketiga teori tersebut menjadi pisau untuk menganalisa proses awal mula transmisi, pemahaman, hingga nilai hadis yang terkandung di balik pelaksanaan tradisi mabbarasanji. Adapun dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi mabbarasanji khususnya yang ada di daerah Kelurahan Ujung yang masih dilaksanakan hingga sekarang merupakan sebuah tradisi yang dianggap sakral dan mengandung makna penting di balik pelaksanaannya. Tradisi mabbarasanji merupakan sebuah kegiatan yang harus ada dalam perayaaan acara besar keluarga seperti pada acara pernikahan, aqiqah, naik haji, kematian, dan acara syukuran keluarga. Pada acara-acara tersebut kegiatan mabbarasanji di rangkaikan khusus. Dengan menggunakan ketiga teori tersebut dapat diketahui bahwa tradisi mabbarasanji tidak lepas dari sejarah proses penyebaran agama Islam yang ada di Sulawesi Selatan yang disebarkan oleh ulama-ulama keturunan Bugis dengan memadukan tradisi yang awalnya di luar dari unsur-unsur agama Islam kemudian mengalami akulturasi dan perpaduan antara prinsip pangaderreng‟ dengan unsur-unsur dalam agama Islam. adapun makna dan nilai yang terkandung dalam praktek mabbarasanji tersebut yang dipahami oleh masyarakat sangat sakral sehingga masih dan akan terus dilaksanakan salah satunya karena merupakan sebuah warisan budaya dan terkandung erat di dalamnya nilai-nilai keIslaman terutaman nilai-nilai Islam yang ada dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Yang dimana dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada kajian living hadis yang terdapat dibalik praktek tradisi mabbarasanji.