Berikut ini adalah pertanyaan dari Ecii05 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
2. Bagaimana sikap empati kalian terhadap dua organisasi kemasyarakatan tersebut!
3. Coba deskripsikan perjalanan KH. Ahmad Dahlan dalam menuntut ilmu!
4. Coba deskripsikan perjalanan KH. Hasyim Asy’ari dalam menuntut ilmu!
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
1. untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama manusia.
2. 1.) saling berkerja sama ketika kerja bakti
2.) saling membantu jika ada tetangga yang membutuhkan
3.) menyumbangkan uang, pakaian, dan kebutuhan lainnya jika ada tetangga yang terkena musibah seperti (kebakaran, kebanjiran, dll)
4.) saling menjaga kerukunan antar warga
5.) saling menyapa ketika bertemu
3. Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
4. KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Ia putra dari pasangan Kiai Asyari dan Nyai Halimah, Ayahnya Kyai Asyari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ia anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan ibunya, KH. Hasyim Asyari punya nasab kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang).
Setelah mengembara dari pesantren ke pesantren di Pulau Jawa, tepatnya usai mondok di Pesantren Darat, asuhan Kiai Sholeh Darat. Ia sungguh beruntung, selain bertemu dengan santri lain seperti Kiai Ahmad Dahlan (Darwis). Kiai Munawwir. Kiai Mahfudz Termasi dan lain sebagainya. Dari Kiai Soleh Darat ini, sanad keilmuannya sampai ke Rasulallah dan para Empu di Tanah Jawa.
Di Hijaz, Ia berguru pada Syaikh Nawawi Al-bantani, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfudh At Tarmisi, Syaikh Ahmad Amin Al Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As Saqqaf, dan Sayyid Husein Al Habsyi.
Sementara di Jawa, melalui Kiai Soleh Darat, ia mendapatkan ilmu keislaman yang sintesis dengan kearifan lokal, yang sandanya sampai ke Kanjeng Sunan Kalijaga, bahkan Empu Prapanca.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh SyskaDebora dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Fri, 02 Jul 21