Setelah tahun 1945 di mana Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, Belanda kembali datang menduduki Indonesia pada tahun yang sama melakukan aksi polisionil untuk tidak hanya menggeserkan pengaruh Jepang yang masih tersisa, tetapi sebagai upaya untuk menduduki wilayah Nusantara. Aksi polisionil tersebut dikenal oleh pihak Indonesia sebagai Agresi Militer Belanda dikarenakan pihak militer Belanda melakukan perlawanan fisik kepada Indonesia. Namun memasuki tahun 1948, Indonesia dan Belanda setuju menyelesaikan sengketa wilayahmelalui jalur diplomasi untukmenghindari jatuhnya korban lebih banyak dari agresi militer sebelumnya sekaligus penyelesaian melalui diplomasi lebih cepat dibandingkan secara fisik.

Pembahasan

Indonesia meraih kemerdekaannya dari tangan Belanda maupun Jepang pada 17 Agustus 1945, namun setelah proklamasi, Belanda kembali datang ke Indonesia bersama gabungan antara tentara Belanda dan Inggrisdalam bentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda atauNetherlands Indie Civil Administration (NICA). Hal ini dikarenakan selama pendudukan Jepang, Belanda menganggap bahwa Jepang memiliki wilayah administrasinya, yaitu Hindia Belanda hingga pada tahun 1945 di mana Jepang menarik pasukannya akibat kekalahan dalam Perang Dunia II.

Intensi pasukan NICA tersebut memiliki alasan sebagai pembebasan tawanan perang Jepang dan membantu pemerintah RI melawan pengaruh-pengaruh Jepang yang tersisa, namun pada kenyataannya sebagai upaya pendudukan kembali Hindia Belanda yang dikenal oleh Belanda sebagai Aksi Polisionil (Aktie Politie) atau Agresi Militer Belanda oleh pihak Republik Indonesia. Dalam peristiwa agresi militer inilah terjadi korban yang tidak sedikit baik dari pihak Belanda maupun pihak Indonesia. Selain itu, beberapa perjanjian gencatan senjata turut dilanggar oleh Belanda dari Perjanjian LinggarjatimaupunUSS Renville.

Kondisi Indonesia yang baru saja merdeka, belum dapat ditemukan kestabilan sosial-ekonomi, politik, hingga militer yang masih terbatas dari perihal sumber daya pendukungnya. Indonesia yang menyadari kekurangan dan kekuatan militernya terhadap Belanda, memutuskan berbagai cara untuk mempertahankan hasil kemerdekaannya, salah satunya melalui diplomasi dengan dunia internasional untuk mendesak Belanda menghentikan perlawanan fisik. Dengan tekanan serta pengawasan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Belanda bersedia melakukan perundingan dengan Indonesia dalam menentukan wilayah kemerdekaan. Ditambah itu juga, Belanda memilih jalur perundingan dengan Indonesia mengingat telah banyak korban dalam perlawanan fisik antara tahun 1945 hingga 1948 termasuk dari pihak Indonesia pun serupa.

Pelajari lebih lanjut

1. Penjelasan tentang peristiwa perundingan Indonesia-Belanda melalui Konferensi Meja Bundar yomemimo.com/tugas/38622120

#BelajarBersamaBrainly #SPJ4