Berikut ini adalah pertanyaan dari diirfan19 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
1. Sikap Muroqobah
artinya apabila seorang manusia memahami dan meyakini bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala selalu mengawasi segala gerak lahir dan batinnya. Prilaku seorang hamba yang senantiasa memahami dan meyakini dirinya selalu diawasi inilah yang disebut murâqabah.
Murâqabah ini merupakan hasil dari pengetahuan seseorang yang dengannya dia meyakini bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi, melihat, mendengar dan mengetahui semua sepak terjangnya setiap saat, setiap tarikan nafas dan setiap kejapan mata.
Di antara firman Allah Subhaanahu wa ta’ala, yang mengabarkan bahwasannya Dia senantiasa melihat dan mengawasi setiap hambanya yang cukup untuk membuat kita tersadarkan atas pengawasanNya adalah dalam ayatnya berikut:
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
Allâh Maha mengetahui mata yang berkhianat dan Maha mengetahui apa yang disembunyikan oleh dada. [Ghâfir/40:19]
Yang diharapkan dari sikap muroqobah selalu kepada Allah di era revolusi industri ini dapat mencegah setiap anak untuk berani sembarangan mengunjungi situs-situs atau menyalahgunakan aplikasi yang berpotensi untuk mengakses konten-konten buruk yang merusak jati diri bangsa.
2. Menjaga Sifat Malu Dalam Diri
Sifat malu yang dimaksudkan di sini adalah malu yang merupakan kelanjutan dari sikap muroqobah terhadap pengawasan Allah ‘Azza wa Jalla malu yang didapatkan dengan ma’rifatullâh (mengenal Allah Azza wa Jalla ) dengan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan hamba-Nya, perhatian-Nya terhadap mereka, pengetahuan-Nya terhadap mata yang berkhianat dan apa saja yang dirahasiakan oleh hati.
Malu yang didapat dengan usaha inilah yang dijadikan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai bagian dari iman. Siapa saja yang tidak memiliki malu, baik yang berasal dari tabi’at maupun yang didapat dengan usaha, maka tidak ada sama sekali yang menahannya dari terjatuh ke dalam perbuatan keji dan maksiat sehingga seorang hamba menjadi setan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dengan tubuh manusia.
Kita memohon keselamatan kepada Allah Azza wa Jalla. Ketahuilah pula bahwa akhlak malu ini adalah Akhlak Agama ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.
“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”
Shahîh: HR.Ibnu Mâjah (no. 4181) dan ath-Thabrâni dalam al-Mu’jâmush Shaghîr (I/13-14) dari Shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.
Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 940).
Jadi apabila seseorang hilang rasa malunya maka ada yang bermasalah dengan pengamalannya dalam beragama islam dan dia harus memperbaiki hati dan mendalami lagi aqidah yang dimilikinya. Diharapkan sikap malu yang tertancap kuat dapat menghalau diri dari berbuat yang tidak senonoh dan tak sesuai dengan nilai dan moral dalam kehidupan kita.
3. Selalu Bersikap Jujur Dan Bertanggung Jawab Atas Setiap Yang Dikerjakan.
Sikap jujur mesti ditanamkan sejak kecil dan dijadikan kebiasaan mulia yang senantiasa ada dalam diri kita karena inilah kunci keselamatan dan kebaikan dalam hidup. Orang yang jujur juga harus menjaga sikap ini selama hidupnya dengan berkomitmen dengan bersungguh-sungguh.
Terlebih kejujuran perbuatan kelak akan dipertanggungjawabkan baik di dunia dan akhirat. Orang yang menyepelekan masalah kejujuran maka keburukan dan kerugian pasti akan menimpanya cepat atau lambat.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari apabila seseorang bermudah-mudahan menyebarkan berita palsu atau isu yang berpotensi menyebabkan kepanikan ditengah masyarakat tanpa perduli pertanggungjawabannya maka akan terjadi keburukan dan kebohongan yang tersebar di masyarakat.
Namun, setiap kebohongan pada waktunya pasti akan terungkap apabila terlacak maka orang yang telah melakukan penipuan dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya akhirnya harus dihukum dan dipenjara disebabkan perbuatan yang dikerjakannya itu.
Maka dari itu pendidikan kejujuran itu sangat penting untuk senantiasa diajarkan dan dijaga di tengah masyarakat di zaman era revolusi industri ini dimana hoax dan penipuan begitu mudah dilakukan.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh alihalid dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 29 Aug 22