Berikut ini adalah pertanyaan dari schirlalustianaamri pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478.
Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabar sebagai adipati kadipaten Bintara Demak.
Ketenaran Kesultanan Demak didapat dari Wali Sanga, sembilan orang ulama besar, pendakwah Islam paling awal di Pulaua Jawa.
Karena bantuan dari daerah-daerah lain, Raden Patah memutuskan hubungan dengan Majapahit yang saat itu berada dalam kondisi yang lemah.
Keputusan tersebut semakin memperkuat bahwa Demak berdiri secara mandiri dan Raden Patah mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.
Asal usul Raden Patah
Berdasarkan buku The History of Javanese Kings - Sejarah Raja-Raja Jawa (2010) oleh Purwadi, Raden Patah merupakan penguasa kerajaan Islam yang memiliki garis keturunan Tionghoa.
Ibu Raden Patah merupakan orang Tionghoa, seorang putri dari Dinasti Ming bernama Siu Ban Ci. Raden Patah lahir di Palembang tahun 1455. Raden Patah merupakan putera Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.
Pada awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu dari dinasti Ming mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Putri tersebut cantik dan pintar sehingga mendapat perhatian khusus di hati Raja Brawijaya V. Namun, kehadiran putri tersebut mengganggu Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa.
Kecemburuan ini membuat Brawijaya V terpaksa menyingkirkan putri tersbut dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dikirim kepada adipati Palembang, Arya Damar.
Setelah melahirkan Raden patah, Siu Bun Ci kemudian dinikahi oleh Arya Damar dan memiliki seorang anak bernama Raden Kusen. Secara tidak langsung menjadi adik dari Raden Patah.
Raden Patah memiliki nama kecil pangeran Jimbun. Pada masa mudanya, Raden Patah memperoleh pndidikan yabng berlatar belakang bangsawan dan politik.
Selama 20 tahun hidup di istana Adipati Palembang, Raden Patah memutuskan untuk kembali ke Majapahit bersama adiknya, Raden Kusen.
Setibanya di Tuban, Raden Patah tinggal dan belajar di Ampel Denta, bersama para saudagar muslim. Di sana beliau juga mendapat dukungan dari utusan kaisar China, Laksamana Cheng Ho.
Selain itu, Raden Patah juga mendalami agama Islam bersama dengan Sunan Giri, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat. Setelah dianggap lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membuat permukiman di Bintara.
Memimpin Kerajaan Demak
Di Bintara, Raden Patah mengubah hutan Bintara menjadi sebuah pesantren Glagahwangi. Seiring kemajuan pesantren dan agama Islam di sekitar Bintara, Raden Patah mengganti nama Glagahwangi menjadi Demak dengan ibu kota bernama Bintara.
Dalam buku A Historis of Modern Indonesia since 1200 (2001) karya MC Ricklesfs, Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Jawa para Wali dalam penyebaran Islam sangat besar.
Pada msaa pemerintahan Raden Patah, dibangun Masjid Demak yang proses pembangunannya dibantu oleh para Wali. Sebagai raja pertama Kerajaan Demak, beliau menaklukan Kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka Kerajaan Majapahit ke Demak.
Peran Raden Patah
Slamet Mujana dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (2007), Raden Patah berhasil memperluas dan mempertahankan Kerajaan Majapahit. Hal tersebut dilihat dari:
1.Keberhasilan Raden Patah menaklukkan Girindra Wardhana yang merebut tahta Majapahit, hingga mengambil aluh kekuasaan Majapahit.
2.Raden Patah mengadakan perlawanan terhadap Portugis yang telah menduduki Malaha dan ingin mengganggu Demak. Beliau mengutus putranya, Patu Unus untuk memimpin perlawanan tersebut, meski akhirnya gagal.
3.Dalam bidang dakwah Islam dan perkembangannya, Raden Patah mencoba menerapkan hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
Wafatnya
Raden Patah wafat pada tahun 1518 di Demak, Jawa Tengah. Posisinya kemudian diteruskan oleh anaknya, Pati Unus atau yang dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor.
Raden Patah diketahui memiliki tiga orang istri, yaitu Solekha dari Malokha putri Sunan Ampel, Randu Singa, dan Putri Dipati Jipang. Dari ketiga pernikahannya, Raden Patah memiliki anak bernama Pati Unus, Raden Trenggono, Raden Kanduruwan, Raden kikin, dan Ratu Nyawa.
Penjelasan:
Semoga Membantu
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sherlymarlina0303200 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 03 Feb 22