Pada masa Perang Dunia baik I maupun II Jerman memiliki peran penting dalam persaingan industri militer dunia. Pada masa Perang Dunia II, Jerman menjadi bagian dari aliansi Blok Poros bersama Jepang dan Italia. Sedangkan aliansi perlawanannya adalah Blok Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet, China, dan Amerika Serikat (AS). Jerman mengalami kelahana pada masa Perang Dunia II, hal ini berdampak pada adanya Perjanjian Postdam di tanggal 2 Agustus 1945 yang berisi pemisahan dua wilayah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pemisahan antara dua wilayah ini ditandai dengan adanya pembangunan Tembok Berlin pada tahun 1961. Dengan dibangunnya Tembok Berlin tersebut membuat kedua wilayah semakin memanas, hingga pada tanggal 6 Oktober 1961 Menteri Pertahanan Jerman Timur yang bernama Heinz Hoffman memberikan perintah secara tegas untuk menembak siapapun yang berusaha menyeberangi tembok perbatasan antara Jerman Barat dan Jerman Timur atau Tembok Berlin tersebut. Perintah menembak ini ditujukan kepada seluruh penjaga perbatasan kedua wilayah tersebut. Akhirnya perintah ini dilaksanankan dalam kurun waktu dari tahun 1960 sampai 1989 namun dalam pelaksanaanya, perintah ini diberhentikan sementara karena bertentangan dengan pasal 13 ayat 2 mengenai pernyataan Umum Hak-Hak Asasi Manusia yang menjelaskan tentang "Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya".