mengapa pada masa pujangga baru puisi dapat berkembang menjadi 3​

Berikut ini adalah pertanyaan dari hananfarihah356 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Mengapa pada masa pujangga baru puisi dapat berkembang menjadi 3​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

karena pada masa itu ada tiga pandangan yaitu

  • Politik: Para penulis untuk Poedjangga Baroe tidak bersatu dalam pandangan politis mereka[31] dan majalah ini berusaha untuk bersifat netral. Ini diterapkan supaya majalah ini tidak disensor oleh pemerintah kolonial dan untuk melindungi penulis yang bekerja untuk pemerintah. Namun, masih ada tulisan dari berbagai pandangan politik yang dimuat, termasuk karya-karya oleh nasionalis budayawi, sebuah sonet untuk teoris Marxis Rosa Luxemburg, dan catatan-catatan mengenai fascisme.
  • Budaya: Biarpun para penulis Poedjangga Baroe bersatu dalam semangat nasionalisme, mereka memiliki sudut pandang tentang budaya yang sangat berbeda. Beberapa, seperti Armijn dan STA, beranggapan bahwa pengertian budaya dan sejarah Barat sangatlah penting untuk perkembangan negara. Penulis lain, misalkan Sanusi, menekankan perlunya nilai-nilai Timur, biarpun ada aspek budaya Barat yang diterima.[33] Penulis untuk Poedjangga Baroe juga mempunyai latar belakang agama yang berbeda.[31] Beberapa tokoh utama, termasuk para pendiri, mempunyai latar belakang agama yang sangat berbeda, dari sekuler hingga Islam santri.[34] Berasal dari pandangan budaya yang bertentangan itu, antara September 1935 dan Juni 1939 sejumlah polemik diterbitkan dalam majalah, yang membahas cara terbaik untuk mengembangkan budaya Indonesia
  • Bahasa: Berbeda dari Balai Pustaka, yang menerbitkan buku dalam bahasa daerah dan bahasa Belanda, Poedjangga Baroe hampir sepenuhnya dalam bahasa Indoneia dan berusaha untuk mengembangkan bahasa nasional tersebut.[36] Bahasa Indonesia, yang dinyatakan sebagai bahasa nasional dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, menurut Armijn sudah lama berkembang. Pandangan tersebut dikembangkan oleh STA, yang menulis bahwa bahasa itu berkembang pesat sejak munculnya Politik Etis Belanda dan pendirian sekolah-sekolah untuk orang asli Indonesia;[37] seluruhnya edisi November 1933 berisi tulisan STA mengenai bahasa Indonesia.[38] Poedjangga Baroe mengadakan Kongres Bahasa Indonesia pertama di kota Surakarta pada bulan Juni 1938; kongres tersebut memunculkan tulisan-tulisan oleh Sjarifuddin, STA, Adi Negoro, Sukarjo Wirjopranoto, dan Sanusi

Penjelasan:

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh herlixgl dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 05 Jul 22