Selama ini, bila kita membaca buku-buku perjuangan bangsa Indonesiamelawan Belanda selalu dikatakan bahwa kekalahan bangsa Indonesia atau

ketidak mampuan bangsa Indonesia melawan Belanda karena taktik devide et impera dari Belanda. Padahal, bila kita membaca sejarah Pangeran Diponegoro

dari Peter Carey, kekalahan pangeran Diponegoro terjadi karena perselisihan

antara Diponegoro yang ingin mendirikan kerajaannya sendiri dan Kyai Mojo
yang ingin mendirikan Negara Islam. Jadi kekalahan itu karena factor internal

dari bangsa Indonesia sendiri, bukan Belanda. Mengapa hal seperti ini tidak

pernah diungkapkan secara gamblang dalam pendidikan kita? Apa yang

ditakutkan/dikhawatirkan bila kebenaran sejarah diajarkan di sekolah?Berikan

alasanmu.

3. Ada kesamaan antara perjuangan kaum Mujahidin (termasuk Taliban) saat

melawan Uni Soviet dan Amerika Serikat dengan perjuangan masyarakat

Minangkabau dalam melawan Belanda dalam Perang Padri 1803-1838, yaitu

disusupi ajaran Wahabisme dari Muhammad Abdul Wahab. Akibatnya,

gerakan-gerakan ini selalu berusaha untuk menghancurkan sendi-sendi adat

yang ada dan mengganti dengan kebiasaan Islam yang puritan (murni).

Menurutmu, apa bahayanya dari masuknya pengaruh asing seperti ajaran

Wahabi tanpa filterisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia? Bagaimana

cara kita menangkal masuknya paham-paham yang tak sesuai dengan adat

istiadat kita sekalipun paham itu berkedok agama?

berikan pendapat mu sepanjang mngkin:)​