Berikut ini adalah pertanyaan dari asrisuciati19 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Yang menjadikan filsafat itu rumit adalah pikiran Anda sendiri. Filsafat berawal dari rasa takjub, rasa ingin tahu (curiosity), dan keraguan yang dapat membuat Anda berpikir.
Prinsip-Prinsip Dalam Berfilsafat Menurut The Liang Gie:
-Menghindari sikap solipsisme. ...
-Perlunya sikap mental berupa kesetiaan pada kebenaran (a loyalty to the truth). ...
-Memahami secara bersungguh-sungguh persoalan filsafati serta berusaha memikirkan jawabannya (intellectual exercise).
Penjelasan:
Seperti halnya Thales, seorang filsuf alam dari kota Miletos, Yunani, hidup pada abad ke 6 sebelum masehi, yang oleh Aristoteles beliau disebut sebagai filsuf pertama.
Atas ketakjubannya terhadap jagat raya, ia menyimpulkan dari hasil pengamatannya bahwa alam semesta ini prinsipnya (arkhe) bermula dari air. Semuanya berasal dari air dan akan kembali lagi menjadi air.
Ketakjuban Thales sehingga mengantarkannya pada kesimpulan bahwa alam semesta bermula dari air tentu bukan tanpa alasan.
Guru dari Anaximandros tersebut adalah orang pesisir. Pandangannya tak pernah luput dari air, betapa air laut menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat di bibir pantai.
Air sumber kehidupan, untuk pelepas dahaga, untuk mandi, mencuci pakaian, membasahi tanah yang gersang, dan sebagainya. Dia juga seorang saudagar yang sering pergi berlayar dari satu pulau ke pulau lain.
Di Mesir misalnya, dia dibuat takjub bukan kepalang saat menyaksikan sungai Nil, di mana masyarakatnya bergantung kepada sungai tersebut dan dapat menyuburkan tanah di sepanjang alirannya. Begitulah Thales.
Dua filsuf alam terkenal lainnya, seperti Anaximandros, mengatakan asas atau prinsip alam semesta adalah to apeiron, yaitu tak terbatas atau tak terhingga, serta Anaximenes, berpendapat asas alam semesta berawal dari udara karena tanpa adanya udara manusia tak dapat hidup dan bernafas.
Mahasiswa adalah kelompok manusia atau komunitas akademis yang "secara aktual"
sedang senangnya mencari jati diri dengan pikirannya, untuk berusaha mencetakkan
baginya sebuah identitas baru sebagai "kaum pemikir". Filsafat Ilmu, karena itu,
pertama-tama berusaha menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan dalam diri
mahasiswa sebagai calon pemikiran sejati. Kesadaran diri selaku pemikir sejati,
mendorong Anda selaku mahasiswa untuk mengembangkan diri sebagai ilmuawan
sejati, dan calon professional yang sejati.
Memang, filsafat memandang manusia sebagai makhluk berpikir (Homo Sapiens),
namun filsafat juga menegaskan bahwa tidak semua manusia, secara otomatis,
dapat memanusiakan diri sebagai pemikir sejati. Kesadaran diri sebagai makhluk
berpikir, merupakan langkah awal bagi manusia, khusunya mahasiswa dalam
menempatkan diri sebagai makhluk istimewa yang berbeda dari makhluk lainnya
dengan berusaha mengembangkan daya pemikiran atau kemampuan berpikirnya
secara baik, aktif, kreatif jujur, dan benar.
Jelas bahwa manusia, khusunya mahasiswa, tidak dapat membangun kehidupan,
mengembangkan diri, serta kehidupan kemahasiswaannya tanpa berpikir.
Mahasiswa, setiap saat seolah berada dalam sebuah kecemasan intelektual atau
kegelisahan pemikiran, dalam mengamati keadaan di sekitarnya. Mereka terdorong
untuk mengamati, menguji, mengkritisi, dan mengembangkan pemikiran-pemikiran
baru yang lebih jelas atau tajam dalam memecahkan realitas dimaksud. Mereka
tidak mau menerima sesuatu sebagai apa adanya, tetapi menghadapinya sebagai
obyek berpikir untuk mengerjakan pengertian-pengertian (konsep), keputusankeputusan intelektual yang khas. Mereka menguji setiap konsep, teori, atau
pandangan dalam dunia kenyataan dengan menciptakan bahasa sebagai alat untuk
mengkomunikasikan pikirannya. Pendeknya, mereka ingin memecahkan misteri
ketidaktahuan, dan menemukan pemikiran-pemikiran dari hal-hal yang telah ada
2
menuju pengetahuan baru, serta menciptakan pemikiran atau penemuan-penemuan
baru dalam bentuk ilmu,teknologi, dan industri.
Perhatikan gambar di bawah, yang seolah mengekprasikan seorang mahasiswa
dalam kegelisahan pemikiran, yang seolah-olah membuatnya di berpikir dalam dua
dunia. Di satu sisi, ia berkelana dengan pikirannya dalam berbagai teks pemikiran
yang seolah menggerogori alam pemikirannya, sementara di sisi lain ia berpikir
dalam dunia relitasnya dalam sebuah keprihatinan pemikiran (keprihatinan
intelektual), dengan mata pemikirannya yang melotot untuk mengamati, menguji,
mengkritisi, dan memecahkan permasalahan hidup yang terjadi di lingkungannya.
____________________
Ayulp02
Jumat, 5 November, 2021
JADIKAN SEBAGAI JAWABAN TERBAIK
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ayulp6332 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 31 Jan 22