Berikut ini adalah pertanyaan dari giyantogea pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
tolong dijawab yang bisa!
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
HR. al-Bukhari dan Muslim dari Umar bin al-Khattab berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda;
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
Perbuatan-perbuatan itu hanyalah dengan niat dan bagi setiap orang hanyalah menurut apa yang diniatkan. Karena itu, siapa yang hijrahnya itu kepada kerelaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya ialah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh keduniaan atau wanita yang bakal dikawininya, maka hijrahnya itu ialah kepada apa yang telah dihijrahi.
Makna Hijrah.
Kata hijrah (هِجْرَةٌ) berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang memaksa pekerja meninggalkan pekerjaannya. Dalam pengertian syar'iy, hijrah berarti, "perpindahan Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah, kira-kira tahun ke-13 dari masa kenabiannya". Atau "perpindahan dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan, dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Atau meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik, menuju yang baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.).
Dalam al-Qur’an, kata hijrah dengan segala bentuk kata jadiannya, digunakan sebanyak 31 kali, dengan mengacu kepada makna-makna sebagai berikut: (1) perintah meninggalkan keburukan dan kemaksiatan (QS al-Muddatstsir,74:5); (2) berpaling dari isteri yang tidak patuh (QS al-Nisâ',4:34); (3) meninggalkan orang-orang yang tidak beriman dengan cara yang baik, tanpa melukai hati mereka (QS al-Muzammil,73:10); (4) Kembali kepada Allah dengan harapan mendapatkan hidayah-Nya (QS al-Ankabût,29:26); (5) meninggalkan tempat, keadaan, atai sifat, karena menuntut ridha' Allah. (QS al-Nisâ'/4:89). Yang menarik pada ayat-ayat di atas, adalah Allah menggandengkan term hijrah dengan term jihad. Hal ini menunjukkan bahwa tercapai atau tidaknya tujuan hijrah adalah sangat bergantung pada sejauh mana dan sebesar apa semangat kejuangan yang diberikan ketika berhijrah. Dengan demikian, hijrah membutuhkan jihad dan niat yang benar karena Allah swt. Hijrah yang benar adalah yang didasarkan atas niat yang benar karena Allah, sebagaimana ditegaskan dalam HR. al-Bukhari dan Muslim dari Umar bin al-Khattab, seperti tersebut di atas.
Sejarah Hijrah.
Beberapa jam lagi, Kamis tanggal 20 Agustus 2020 M., kita memasuki Tahun Baru Hijrih. Komunitas Muslim telah menyiapkan berbagai persiapan untuk menyambutnya. Hal ini wajar bila kehadirannya disambut dan dirayakan sesemarak dengan menyambut tahun baru Miladiyah. Bukankah peristiwa Hijrah yang dijadikan tanda bagi penanggalan awal tahun hijriah, tentu sarat dengan nilai-nilai, yang dapat mengantar kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi?
Dalam menguraikan peristiwa hijrah, ada yang menekankan segi-segi suprarasional—kalau enggan berkata irrasional—yang terjadi ketika itu, seperti ditutupnya pandangan gerombolan yang mengepung rumah Nabi Muhammad saw. saat menjelang Hijrah, karena Rasulullah saw. membaca QS Yaasin/36:09, yang menegaskan bahwa saat itu, Allah swt. menghadirkan seekor burung merpati yang sedang mengeram dan hadirnya sarang laba-laba di pintu guwa Tsur itu, tempat Nabi Muhammad saw. bersama sahabatnya Abu Bakar al-Shiddiq bersembunyi, dan lain-lain, yang sebahagian dari padanya lahir dari kekayaan imajinasi para perawi. Kita bukannya mengingkari riwayat-riwayat yang shahih itu, akan tetapi menekankan uraian pada segi-segi seperti disebut di atas, tidak menunjang tugas kekhalifahan manusia di pentas bumi ini, bahkan uraian semacam itu dapat menimbulkan image bahwa suksesnya peristiwa tersebut semata-mata karena campur tangan kekuasaan Allah, terlepas sama sekali dari upaya dan perjuangan Nabi Muhammad saw. bersama sahabat-sahabatnya.
2 abu thalib&khadijah
Penjelasan:
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh tupisikucinglucu dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 05 Jan 22