Berikut ini adalah pertanyaan dari GakTauPenNgapa pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar
A. Syekh Jumadil Kubra
B. Syekh ali sabik
C. syekh Bela belu
D. syekh Akbar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
A. Syekh Jumadil Kubra
Penjelasan:
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.
Versi China menyebutkan bahwa nama kecil Sunan MBONANG adalah LIEM BUN AN sehingga sangat mudah nama tersebut terpeleset menjadi MBONANG. Sedang untuk versi Jawa, nama MBONANG berasal dari bonang, yaitu nama salah satu instrumen gamelan Jawa. Raden MAKHDUM IBRAHIM dikenal sangat pandai memainican musik tersebut sebagai sarana untuk dakwah Islam, dan oleh karena itu namanya dilekatkan dengan instrumen itu. Logika ini sebenarnya agak lemah, sedang nama Liem Bun An sangat sedikit disinggung oleh para penulis. Yang paling dekat adalah Raden MAKHDUM IBRAHIM dinamakan Sunan MBONANG karena dia mendirikan pesantren dan menjadi pernuka agama di Tuban, dan desa tempat tinggalnya bemama Mbonang. Tetapi mengapa nama desanya disebut Mbonang, merupakan pertanyaan tersendiri.
Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.
Silsilah Sunan Bonang
Terdapat silsilah yang menghubungkan Sunan Bonang dan Nabi Muhammad:
Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) bin
Sunan Ampel (Raden Rahmat) Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
Maulana Malik Ibrahim bin
Syekh Jumadil Qubro (Jamaluddin Akbar Khan) bin
Ahmad Jalaludin Khan bin
Abdullah Khan bin
Abdul Malik Al-Muhajir (dari Nasrabad,India) bin
Alawi Ammil Faqih (dari Hadramaut) bin
Muhammad Sohib Mirbath (dari Hadramaut) bin
Ali Kholi’ Qosam bin
Alawi Ats-Tsani bin
Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
Alawi Awwal bin
Ubaidullah bin
Ahmad al-Muhajir bin
Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin
Ali Uradhi bin
Ja’afar As-Sodiq bin
Muhammad Al Baqir bin
Ali Zainal ‘Abidin bin
Hussain bin
Ali bin Abi Thalib (dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad)
Karya Sastra Sunan Bonang
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa’id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.
Apa pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke disebut Het Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya.
Kisah Dakwah Sunan Bonang
Brahmana dari India
Ketenaran sunan Mbonang tidak hanya sebatas di Nusantara saja, akan tetapi sudah sampai di negeri India, dan pesatnya perkembangan islam membuat para penguasa di India khawatir, sehingga ada seorang Brahmana dari agama Hindu Brahma yang ingin menguji kesaktian Sunan Mbonang,
Walaupun sudah lama mempelajari Islam, tetapi brahmana tersebut belum mau masuk Islam karena merasa belum pernah memperoleh kepuasan. Brahmana itu berlayar menuju Tuban, tempat kediaman Sunan MBONANG, dengan membawa banyak buku tentang agama dan ilmu pengetahuan. Tetapi sebelum mendarat di Tuban ternyata perahu yang ditumpangi oleh Brahmana itu dihantam ombak hingga tenggelam. Tentu saja buku-bukunya ikut tenggelam, sedang dia sendiri terbawa arus sampai ke pantai. Semalarn suntuk brahmana itu tergeletak di pantai dalam keadaan pingsan. Di pagi hari sang brahmana telah siuman dari pingsannya. Begitu siuman, di kejauhan Nampak olehnya ada seorang tua berjubah putih yang sedang berjalan menuju tempat dia tergeletak. Dengan mata tak berkedip, sang brahmana terus memperhatikan orang bertongkat itu. Setelah tiba di hadapannya, ternyata orang berjubah tadi malah mendekat kepadanya. Dengan harap-harap cemas sang brahmana bertanya, tempat ini apa namanya. Sebelum memberi jawaban, orang berjubah putih itu menancapkan tongkatnya di hadapan sang brahmana, lalu menanyakan siapa yang dicari di tempat ini. Dengan jujur sang brahmana menjawab, bahwa yang dicari adalah Sunan MBONANG untuk diajak herd eb at tentang ilmu gaib dan adu kesaktian. Narnun sang brahmana juga mengatakan, dia kurang beruntung karena perjalanannya terganggu, perahunya dihantam ombak hingga pecah dan buku -buku yang akan dipakai sebagai rujukan untuk berdebat tenggelam ke dasar laut. Mendengar keterangan itu orang berjubah putih lalu mencabut tongkatnya. Seketika itu sang brahmana terkejutbukan main karena tiba-tiba dari lobang tempat menancapnya tongkat tadi keluar air dan memancar amat deras.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh skybluegaming27 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 06 Mar 22