bagaimana awal mula penduduk yastrib masuk islam??​

Berikut ini adalah pertanyaan dari rya2408 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar

Bagaimana awal mula penduduk yastrib masuk islam??

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Pada waktu musim hajji tiba, datanglah ke Makkah kabilah-kabilah Arab dari segala penjuru tanah Arab. Di antara mereka itu, terdapat jamaah Khazraj dari yatsrib. Sebagaimana biasanya setiap musim haji, Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam menyampaikan seruan Islam kepada kabilah-kabilah yang sedang melakukan hajji. Kali ini Beliau menjumpai orang-orang Khazraj. Mereka ini sudah mempunyai pengertian sedikit tentang agama, dan sudah biasa mendengar dari orang Yahudi di negeri mereka tentang akan lahirnya seorang nabi dalam waktu dekat. Segeralah mereka mencurahkan perhatian kepada dakwah yang disampaikan Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam kepada mereka itu. Pada waktu itu juga, mereka langsung beriman setelah mereka yakin bahwa Muhammad itu nabi yang dinanti-nantikan. Peristiwa ini merupakan titik terang bagi perjalanan risalah Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam. Orang-orang Khazraj yang masuk Islam ini lebih dari enam orang, tetapi merekalah yang membuka lembaran baru sejarah perjuangan Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam. Setibanya mereka di yatsrib dari Makkah, mulailah mereka menyiarkan kepada kaum kerabat mereka tentang kebangkitan Nabi akhir zaman; Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam yang berada di Makkah. Berkat kegiatan mereka, hampir setiap rumah di Madinah sudah mendengar dan membicarakan tentang Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wa sallam.

Pada tahun ke 12 setelah kenabian, datanglah ke Makkah di musim haji 12 orang laki-laki dan seorang wanita penduduk Yatsrib. Mereka menemui Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam secara rahasia di ‘Aqabah. Di tempat inilah mereka mengadakan perjanjian (bai'at) dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Kemarilah! Bai’atlah aku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak fitnah-memfitnah dan tidak mendurhakaiku dalam hal yang ma’ruf. Siapa saja di antara kalian yang memenuhinya, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah, namun siapa yang melanggar maka ia akan diberi hukuman di dunia sebagai kaffarat (penebus)nya, dan siapa yang melanggar lalu ditutupi Allah, maka urusannya terserah Allah, jika Dia menghendaki dihukum-Nya orang itu, dan jika Dia menghendaki dimaafkan-Nya.” (HR. Bukhari)[i]

Perjanjian ini dalam sejarah disebut Bai’atul ‘Aqabatil Ula (Bai’at ‘Aqabah pertama). Selesai pembai’atan ini, Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam mengirimkan Mush’ab bin Umair bersama mereka ke Yatsrib untuk mengajarkan Al Qur’an dan agama Islam. Maka agama Islam tersebar ke setiap rumah dan keluarga penduduk Yatsrib, kecuali beberapa keluarga kecil orang Aus.

Pada tahun ke-13 dari kenabian, berangkatlah serombongan kaum muslimin dari Yatsrib ke Makkah untuk mengerjakan haji. Orang-orang Islam tersebut mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar mengadakan pertemuan dengan mereka di ‘Aqabah pada hari Tasyriq. Setelah selesai melakukan hajji, keluarlah orang-orang Islam dari perkemahan mereka menuju ‘Aqabah secara sembunyi-sembunyi pada waktu tengah malam. Di tempat itulah mereka berkumpul menunggu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Jumlah mereka 73 orang laki-laki dan 2 orang wanita. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang dengan didampingi oleh Abbas bin Abdul Muththalib paman Beliau yang pada masa itu belum memeluk Islam. Ketika itulah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil bai’at dari mereka, agar mereka berjanji untuk menolong agama Beliau dan melaksanakan perintah Beliau.Jabir berkata, “Wahai Rasulullah, dalam hal apa kami membai’atmu?” Beliau menjawab,

“Kalian bai'at aku untuk tetap mendengar dan taat baik pada saat semangat maupun lemas. Untuk tetap memberi bantuan baik di saat susah maupun mudah. Untuk melakukan amr ma’ruf dan nahi mungkar. Untuk bangkit mengatakan yang hak karena Allah tanpa mempedulikan celaan orang yang mencela. Demikian pula untuk membelaku ketika aku datang kepada kalian dan membelaku sebagaimana kalian membela diri, istri dan anak-anakmu. (Jika kamu melakukan demikian) maka kamu akan mendapatkan surga.” (HR. Ahmad dengan isnad hasan, dan dishahihkan oleh Hakim dan Ibnu Hibban)

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh oktaoktaoktaviana dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 31 May 22