Panglima khalid bin walid mengepalai wilayah?

Berikut ini adalah pertanyaan dari bellaning68 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar

Panglima khalid bin walid mengepalai wilayah?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Selain dikenal sebagai Sahabat Nabi, beliau juga dikenal karena taktik militernya dan kecakapan dalam bidang militer. Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya, selain itu Khalid juga memimpin pasukan Madinah dibawah kekuasaan Nabi Muhammad dan juga penerusnya seperti Abu Bakar dan Umar Bin Khattab.[1]

Pada saat dibawah kepemimpinan militernya, Jazirah Arab bersatu pertama kalinya dalam satu entitas politik yaitu Kekhalifahan. Khalid mengomandani pasukan muslim, walaupun pasukan muslim tersebut baru dibentuk. Khalid dan pasukannya tidak pernah dikalahkan dalam lebih dari 100 pertempuran melawan Kekaisaran Bizantium, Kekaisaran Sassaniyah, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah.

Pencapaian strategis yang ia raih ialah penaklukan Arab selama Perang Riddah, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636. Khalid juga dikenang karena kemenangan telaknya pada Pertempuran Yamamah, Pertempuran Ullais, dan Pertempuran Firaz, dan kesuksesan taktiknya pada Pertempuran Walaja dan Pertempuran Yarmuk.[2]

Khalid bin Walid (Khalid anak al-Walid) berasal dari Suku Quraisy, klan yang melawan Nabi Muhammad. Dia memiliki peran vital dalam kemenangan orang Mekkah sewaktu Pertempuran Uhud melawan orang Muslim. Dia menjadi Mualaf dan masuk Islam, bergabung bersama Nabi Muhammad setelah terjadinya Perjanjian Hudaibiyyah serta berpartisipasi dalam berbagai ekspedisi untuk Nabi Muhammad, seperti Pertempuran Mu'tah. Ini merupakan pertempuran pertama antara orang Romawi dan Muslim. Khalid bin Walid melaporkan bahwa pertempuran tersebut amatlah sengit sampai-sampai dia menggunakan sembilan pedang, yang kesemuanya patah dalam pertempuran tersebut. Pada pertempuran Mu'tah, Khalid ditunjuk untuk menjadi panglima perang pengganti setelah ketiga panglima perang dalam Pertempuran Mu'tah yaitu Zaid bin Haritsah, lalu Ja'far bin Abi Thalib, lalu Abdullah bin Rawahah tewas terbunuh secara berurutan dalam pertempuran yang sengit itu.

Pada saat yang genting itu, tampillah Khalid bin Walid, si Pedang Allah, yang menyorot seluruh medan tempur yang luas itu, dengan kedua matanya yang tajam. Diaturnya rencana dan langkah yang akan diambil secepat kilat, kemudian membagi pasukannya kedalam kelompok-kelompok besar dalam suasana perang berkecamuk terus. Setiap kelompok diberinya tugas sasaran masing-masing, lalu dipergunakanlah seni Yudhanya yang membawa mukjizat, dengan kecerdikan akalnya yang luar biasa, sehingga akhirnya ia berhasil membuka jalur luas diantara pasukan Romawi. Dari jalur itulah seluruh pasukan Muslim menerobos dengan selamat. Karena prestasinya dalam perang inilah Rasulullah menganugerahkan gelar kepada Khalid bin Walid, “Si Pedang Allah yang senantiasa terhunus”. [3]

Setelah kematian Nabi Muhammad, Khalid memiliki peran yang penting dalam memimpin pasukan Madinah untuk Abu Bakar dalam Perang Riddah, selain itu beliau juga berjasa dalam menaklukan pusat Arabia dan juga menundukkan suku-suku Arab. Dia merebut Negara Satelit Arab Sasanid yaitu Al-Hirah, serta mengalahkan Pasukan Sassaniyah dalam penaklukan Irak (Mesopotamia). Dia nantinya digeser ke front Barat untuk menaklukkan Suriah (provinsi Romawi) dan Negara Boneka Bizantium Arab yaitu Ghassanid.

Meskipun Umar bin Khattab pada zaman Khalifahnya memberhentikannya sebagai panglima tertinggi pasukan muslim, namun ia tetap menjadi pemimpin yang efektif dari pasukan yang tersusun untuk melawan Kekaisaran Bizantium selama tahap awal dari Peperangan Romawi Timur-Arab.[1] Dibawah komandonya, Damaskus ditaklukan pada tahun 634 dan kunci kemenangan Arab melawan pasukan Kekaisaran Bizantium dicapai pada Pertempuran Yarmuk (636)[1] yang menyebabkan penaklukan Bilad al-Sham (Levant). Pada tahun 638, di puncak-puncak kariernya sebagai panglima perang, Khalid diberhentikan jabatannya.

Khalid dikatakan mengikuti sekitar seratus pertempuran, baik pertempuran besar dan pertempuran kecil serta duel tunggal, selama karier militernya ia tetap tak terkalahkan, ia diklaim sebagai salah satu jenderal militer atau panglima perang terbaik dalam sejarah

Penjelasan:

itu biografi dari khalid bin walid yg ada di buku cerita saya

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dkjnkkdnvb dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 07 Jun 22