mengapa anak putu trah Bonokeling memilih berjalan kaki saat melakukan

Berikut ini adalah pertanyaan dari kustinianfari9 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar

Mengapa anak putu trah Bonokeling memilih berjalan kaki saat melakukan tradisi unggah unggahan​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Peluh mengucur deras dari dahi Slamet (45) ketika sengat mentari tepat berada di atas kepala, Kamis (10/5/2018).

Tanpa alas kaki, Slamet dan sebaris jamaah masyarakat adat Bonokeling berbondong-bondong menuju makam leluhur di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, untuk memulai ritual sambut bulan suci Ramadhan.

Kasepuhan (pemuka adat) trah Bonokeling, Sumitro mengatakan, seminggu sebelum memasuki bulan puasa, trah Bonokeling atau yang biasa disebut anak-putu menjalani laku lampah. Laku lampah mewajibkan setiap anak-putu trah Bonokeling dari berbagai wilayah untuk berjalan kaki ke Desa Pekuncen.

Anak-putu trah Bonokeling tersebar dari Adipala, Daun Lumbung yang masuk wilayah Cilacap hingga warga Kedungwringin dari Banyumas. Mereka berjalan berombongan menuju Desa Pekuncen tempat makam leluhur, yakni Ki Bonokeling, terbaring.

“Anak putu akan istirahat semalam di Pekuncen. Acara puncak adat, Unggahan atau Nyadran, yakni berziarah ke makam Ki Bonokeling pada Jumat (11/5/2018),” kata Sumitro.

PENJELASAN:

semoga membantu :)

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh naretha11 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 06 Jul 21