1.Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia adalah:

1. Kerukunan antara umat beragama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu).

2. Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah.

3. Kerukunan antara umat beragama dengan masyarakat sekitar.

Tri Kerukunan Umat Beragama merupakan salah satu dari lima sila dari Pancasila, yaitu sila ke-2 (Ketuhanan yang Maha Esa). Tri Kerukunan Umat Beragama mengandung arti bahwa semua umat beragama harus hidup dalam harmoni dan saling menghargai satu sama lain, serta harus bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sekitar dalam menciptakan suasana yang damai dan kondusif.

2.Bentuk-bentuk kedurhakaan anak terhadap orang tua adalah sebagai berikut:

1. Tidak menghormati atau menyayangi orang tua.

2. Tidak mendengarkan atau menuruti perintah orang tua.

3. Tidak memberitahukan keberadaan atau kegiatan kepada orang tua.

4. Tidak menyediakan atau menjaga kesejahteraan orang tua.

5. Melakukan tindakan yang merugikan atau merusak nama baik orang tua.

6. Tidak memenuhi atau mengabaikan kewajiban-kewajiban anak terhadap orang tua.

7. Menghina atau mengejek orang tua di depan orang lain.

8. Memperlakukan orang tua dengan tidak sopan atau kasar.

3.Norma adalah aturan atau panduan yang berlaku dalam masyarakat dan digunakan untuk mengatur kehidupan sehingga terjadi ketertiban dan keharmonisan. Ada beberapa jenis norma yang berlaku dalam masyarakat, yaitu:

1. Norma hukum, yaitu aturan atau peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan harus diikuti oleh semua warga negara.

2. Norma agama, yaitu aturan atau peraturan yang ditetapkan oleh agama yang dianut oleh seseorang dan harus diikuti oleh umatnya.

3. Norma sosial, yaitu aturan atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan harus diikuti oleh anggota masyarakat untuk menjaga hubungan sosial yang baik.

4. Norma kebiasaan, yaitu aturan atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan berasal dari kebiasaan yang telah lama ada dan harus diikuti oleh anggota masyarakat.

5. Norma moral, yaitu aturan atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan berkaitan dengan nilai-nilai moral yang harus diikuti oleh anggota masyarakat.

4.Ada beberapa manfaat bagi seorang siswa jika ia mengikuti Upacara Sekolah, diantaranya:

1. Menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme. Dengan mengikuti Upacara Sekolah, siswa akan belajar tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sehingga akan tumbuh rasa cinta tanah air dan rasa bangga terhadap negara Indonesia.

2. Menanamkan rasa hormat dan tanggung jawab. Dengan mengikuti Upacara Sekolah, siswa akan belajar untuk menghormati bendera negara, lagu kebangsaan, serta guru dan kakak kelas sehingga akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap negara dan lingkungan sekolah.

3. Menanamkan rasa disiplin dan kedisiplinan. Dengan mengikuti Upacara Sekolah, siswa akan belajar tentang tata cara dan aturan yang harus diikuti selama upacara berlangsung sehingga akan tumbuh rasa disiplin dan kedisiplinan dalam diri siswa.

4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Dengan mengikuti Upacara Sekolah, siswa akan belajar untuk bekerja sama dan saling menghargai satu sama lain sehingga akan tumbuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara siswa.

5. Menanamkan rasa kekompakan dan keharmonisan. Dengan mengikuti Upacara Sekolah, siswa akan belajar tentang pentingnya kekompakan dan keharmonisan dalam masyarakat sehingga akan tumbuh rasa kekompakan dan keharmonisan di sekolah.

5.Ada beberapa alasan mengapa ketika kita sekolah tidak hanya dituntut belajar agar cerdas, tetapi juga dituntut agar memiliki sikap mental yang berbudi luhur, diantaranya:

1. Untuk menjadi pribadi yang berintegritas dan bertanggung jawab. Dengan memiliki sikap mental yang berbudi luhur, seseorang akan memiliki integritas dan tanggung jawab yang tinggi sehingga dapat dipercaya oleh orang lain dan dapat menjalankan tugas dengan baik.

2. Untuk menjadi pribadi yang dapat menghargai dan menghormati orang lain. Dengan memiliki sikap mental yang berbudi luhur, seseorang akan dapat menghargai dan menghormati orang lain, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda, serta dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif dan efisien.

3. Untuk menjadi pribadi yang dapat bersikap adil dan jujur. Dengan memiliki sikap mental yang berbudi luhur, seseorang akan dapat bersikap adil dan jujur terhadap orang lain dan dapat menjalankan tugas dengan tulus dan ikhlas.

4. Untuk menjadi pribadi yang dapat menjaga perasaan dan kebutuhan orang lain. Dengan memiliki sikap mental yang berbudi luhur, seseorang akan dapat memahami dan menjaga perasaan dan kebutuhan orang lain sehingga dapat menciptakan suasana yang nyaman dan damai.