Berikut ini adalah pertanyaan dari helenzebua5473 pada mata pelajaran SBMPTN untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
2. matius 22:39b, "kasihilah sesamamu manusia seperti…."
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Saling mengasihi sesama manusia merupakan salah satu dari hukum yang terutama diajarkan Yesus. Jika kita bicara tentang mengasihi sesama tentu saja mudah bila kita mengasihi orang yang baik terhadap kita, orang yang sayang kepada kita dan banyak membantu kita. Namun bagaimana dengan orang yang jahat terhadap kita ? Pada ayat di atas tidak disebutkan bahwa kasihilah orang yang baik saja, namun kasihilah sesama manusia apapun agamanya, apapun sukunya, ras, budaya, baik ataupun tidak kelakuannya.Mengapa kita perlu saling mengasihi ? karena Allah adalah kasih adanya, dan sudah sepantasnya kita sebagai Anak Tuhan pula memiliki kasih terhadap sesama.
Seperti bagaimana Allah mengasihi kita semua, kita pula mengasihi Allah dan sesama manusia. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah bagian yang tak terpisahkan. Seseorang tidak dapat mengatakan dia mengasihi Allah apabila tidak mengasihi sesama. Hubungan kita dengan Tuhan sangat tergantung bagaimana kasih kita terhadap sesama.
Ketika kita mengasihi Tuhan, berarti kita juga mengasihi sesama. Ketika kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan pula tidak mengampuni kita (link). Dalam pembacaan Matius 22:39, menyatakan bahwa mengasihi sesama sama kedudukannya dengan mengasihi Tuhan, sama pentingnya dan harus berjalan secara bersamaan.
Hidup saling mengasihi adalah baik adanya, bayangkan ketika kehidupan semua orang yang saling mengasihi tentunya adalah tatanan kehidupan ideal yang dikehendaki semua orang. Namun kenyataannya seringkali tidak demikian, walapun kita mengasihi sesama terkadang tetap ada orang yang sikapnya jahat. Apa yang kita lakukan ? Alkitab berkata kasihilah musuhmu, doakan mereka, kasihi mereka. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.” (Mat. 5:44)
Perasaan yang muncul terhadap musuh cenderung kebencian, dan tidak ada dampak
baik yang muncul karenanya. Kita cenderung membalas, senang terhadap penderitaan orang, dan hati kita timbul kepahitan. Hal-hal tersebut bukannya membangun namun merusak hidup
kita bahkan orang lain. Ingatlah bahwa Tuhan mengampuni orang yang mengampuni, mengasihi bahkan musuh kita dan tidak membalas memberikan kelegaan. Saat orang lain membenci kita memilih mengasihi, orang yang tidak nyaman ketika mengasihi musuhnya berarti dia belum mengasihi dengan tulus. Mungkin sebagian kita merasa berat melalui proses ini, ketika kita merasa begitu tersakiti. Latihlah dirimu mengasihi dan mengampuni walaupun awalnya memang terasa sulit. Setelah proses itu terlewati tiada lagi yang membebani hidup kita, tidur terasa nyaman, menarik napas begitu lega, hidup penuh sukacita dan saling mengasihi kita jalani.
Seperti bagaimana Allah mengasihi kita semua, kita pula mengasihi Allah dan sesama manusia. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah bagian yang tak terpisahkan. Seseorang tidak dapat mengatakan dia mengasihi Allah apabila tidak mengasihi sesama. Hubungan kita dengan Tuhan sangat tergantung bagaimana kasih kita terhadap sesama.
Ketika kita mengasihi Tuhan, berarti kita juga mengasihi sesama. Ketika kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan pula tidak mengampuni kita (link). Dalam pembacaan Matius 22:39, menyatakan bahwa mengasihi sesama sama kedudukannya dengan mengasihi Tuhan, sama pentingnya dan harus berjalan secara bersamaan.
Hidup saling mengasihi adalah baik adanya, bayangkan ketika kehidupan semua orang yang saling mengasihi tentunya adalah tatanan kehidupan ideal yang dikehendaki semua orang. Namun kenyataannya seringkali tidak demikian, walapun kita mengasihi sesama terkadang tetap ada orang yang sikapnya jahat. Apa yang kita lakukan ? Alkitab berkata kasihilah musuhmu, doakan mereka, kasihi mereka. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.” (Mat. 5:44)
Perasaan yang muncul terhadap musuh cenderung kebencian, dan tidak ada dampak
baik yang muncul karenanya. Kita cenderung membalas, senang terhadap penderitaan orang, dan hati kita timbul kepahitan. Hal-hal tersebut bukannya membangun namun merusak hidup
kita bahkan orang lain. Ingatlah bahwa Tuhan mengampuni orang yang mengampuni, mengasihi bahkan musuh kita dan tidak membalas memberikan kelegaan. Saat orang lain membenci kita memilih mengasihi, orang yang tidak nyaman ketika mengasihi musuhnya berarti dia belum mengasihi dengan tulus. Mungkin sebagian kita merasa berat melalui proses ini, ketika kita merasa begitu tersakiti. Latihlah dirimu mengasihi dan mengampuni walaupun awalnya memang terasa sulit. Setelah proses itu terlewati tiada lagi yang membebani hidup kita, tidur terasa nyaman, menarik napas begitu lega, hidup penuh sukacita dan saling mengasihi kita jalani.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh indah100603 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 29 Aug 22