Jawaban:

Seorang Hakim dalam membangun penalaran hukum (legal reasoning) dari suatu putusan menggunakan beberapa jenis penalaran, yaitu:

1. Deduktif: Hakim menggunakan premis umum atau hukum yang berlaku dan menerapkannya pada kasus konkret yang sedang dihadapinya. Dalam penalaran deduktif, kesimpulan sudah terkandung dalam premis-premis yang digunakan. Contohnya, jika premisnya adalah "menyebabkan kematian orang lain tanpa alasan yang sah merupakan tindakan pembunuhan", maka kesimpulan yang dapat diambil adalah "terdakwa bersalah melakukan tindakan pembunuhan".

2. Induktif: Hakim menggunakan fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada dalam kasus konkret untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum. Dalam penalaran induktif, kesimpulan tidak selalu benar 100%, tetapi lebih pada probabilitas atau kemungkinan yang besar. Contohnya, jika fakta yang terungkap dalam kasus adalah bahwa "terdakwa memiliki motif untuk membunuh korban", maka Hakim dapat membuat kesimpulan induktif bahwa "terdakwa mungkin melakukan tindakan pembunuhan".

3. Analogi: Hakim menggunakan kasus yang serupa atau sejenis untuk membuat kesimpulan dalam kasus yang sedang dihadapinya. Contohnya, jika terdapat kasus sebelumnya yang sama dengan kasus yang sedang dihadapi Hakim, maka Hakim dapat menggunakan putusan sebelumnya untuk memutuskan kasus yang sedang dihadapinya.

4. Silogisme: Hakim menggunakan dua premis dan kesimpulan yang logis dan masuk akal. Contohnya, jika premis 1 adalah "orang yang membunuh harus dihukum", dan premis 2 adalah "terdakwa telah membunuh", maka kesimpulan yang dapat diambil adalah "terdakwa harus dihukum".

Dalam membangun penalaran hukum, seorang Hakim juga harus mempertimbangkan hukum dan peraturan yang berlaku, serta prinsip-prinsip hukum yang relevan dengan kasus yang sedang dihadapinya.