Jawaban:

1. Ketidakseimbangan kekuasaan: Tanpa adanya serikat pekerja, maka para pekerja tidak memiliki wadah untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan mereka kepada pemberi kerja. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kekuasaan di antara para pekerja dan pemberi kerja.

2. Penurunan upah dan kondisi kerja: Tanpa adanya serikat pekerja, maka para pekerja tidak memiliki daya tawar yang kuat dalam menuntut hak-hak mereka, seperti hak atas upah yang layak dan kondisi kerja yang sehat dan aman. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan upah dan kondisi kerja yang kurang baik bagi para pekerja.

3. Penindasan terhadap para pekerja: Tanpa adanya serikat pekerja, maka para pekerja tidak memiliki jaminan dan perlindungan terhadap penindasan yang mungkin terjadi di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan para pekerja tidak merasa aman dan nyaman bekerja, serta tidak merasa dihargai oleh pemberi kerja.

4. Ketergantungan yang tinggi terhadap pemberi kerja: Tanpa adanya serikat pekerja, maka para pekerja cenderung lebih bergantung pada pemberi kerja dalam mengurus hak-hak dan kebutuhan mereka. Hal ini dapat menyebabkan para pekerja merasa tidak merdeka dalam mengatur kehidupan kerja mereka sendiri.

5. Ketidakstabilan hubungan industrial: Tanpa adanya serikat pekerja, maka hubungan industrial cenderung lebih tidak stabil, karena tidak ada wadah yang dapat memfasilitasi komunikasi dan negosiasi yang baik antara para pekerja dan pemberi kerja. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik dan ketidaksejahteraan bagi para pekerja.