Jawaban:

Dalam praktek medis, membuat rekam medis pasien merupakan hal yang sangat penting dan diwajibkan oleh hukum. Rekam medis berisi informasi tentang riwayat kesehatan pasien, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan rencana pengobatan. Tujuannya adalah untuk memastikan kontinuitas perawatan pasien dan memberikan informasi yang lengkap dan akurat bagi tim medis yang akan merawat pasien di masa yang akan datang.

Jika dokter kandungan tidak membuat rekam medis untuk Bu Titin setelah memeriksanya, maka dokter tersebut dapat dikenai sanksi disiplin oleh lembaga profesi medis atau bahkan sanksi hukum. Sanksi yang dapat diberikan kepada dokter tersebut bervariasi tergantung pada undang-undang yang berlaku di wilayah atau negara tempat praktek dokter tersebut berada.

Di Indonesia, dokter yang tidak membuat rekam medis pasien dapat dikenai sanksi disiplin oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sanksi tersebut dapat berupa peringatan, teguran, pencabutan izin praktek, atau bahkan pemecatan dari anggota IDI. Selain itu, dokter yang tidak membuat rekam medis pasien juga dapat dikenai sanksi hukum berupa denda atau bahkan pidana jika dinyatakan melanggar undang-undang kesehatan yang berlaku.

Dalam hal ini, sebaiknya Bu Titin meminta dokter kandungan untuk membuat rekam medisnya agar informasi tentang kesehatannya dapat tercatat dengan baik. Rekam medis pasien merupakan hak pasien dan dokter wajib memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kesehatan pasien tersebut.