Siklus tahapan manajemen kolaboratif dapat digunakan dalam berbagai situasi, termasuk dalam perguruan tinggi. Dalam konteks ini, siklus tahapan tersebut dapat digunakan untuk mengelola proyek-proyek yang melibatkan beberapa departemen atau fakultas di perguruan tinggi tersebut.

Tahap Perencanaan: Pada tahap ini, para pemangku kepentingan dari berbagai departemen atau fakultas akan bekerja sama untuk menentukan tujuan dan sasaran dari proyek yang akan dilakukan. Mereka juga akan menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta menetapkan jadwal pelaksanaan proyek.

Tahap Pengorganisasian: Pada tahap ini, para pemangku kepentingan akan mengatur sumber daya yang dibutuhkan, baik itu sumber daya manusia, finansial, maupun teknologi, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.

Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini, proyek akan segera dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Para pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam melakukan tugas-tugas yang telah ditentukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tahap Pengendalian: Pada tahap ini, para pemangku kepentingan akan melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan proyek dan hasil yang telah dicapai. Mereka akan mengevaluasi apakah tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya telah tercapai atau tidak, serta melakukan perbaikan apabila diperlukan.

Dalam konteks perguruan tinggi, manajemen kolaboratif ini dapat digunakan dalam berbagai proyek seperti proyek penelitian, proyek pengembangan program studi, atau proyek pembangunan fasilitas. Dengan adanya siklus tahapan ini, para pemangku kepentingan dapat bekerja sama dengan baik dan memastikan bahwa proyek yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik dan efektif.