Jawaban:

1. Al-Tauhid, yaitu mengesakan Tuhan. Dalam mengesakan Tuhan, kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat" yg berdiri sendiri di luar zat, karena akan berakibat banyaknya yg qadim. Mereka juga menolak sifat" jasmaniyah (antropomorfisme) bagi Tuhan karena akan membawa tajsim & tasybih.

2. Al’Adlu, yaitu keadilan Tuhan. Keadilan Tuhan menurut

amu’tazilah mengandung arti bahwa Tuhan wajib berbuat baik & terbaik bagi hamba-Nya (al-shalah wal ashlah), Tuhan wajib menepati janji, Tuhan wajib berbuat sesuai norma & aturan yg ditetapkan-Nya, & Tuhan tidak akan memberi beban di luar kemampan hamba.

3. Al-Wa’d wa al-Wa’id, yaitu janji & ancaman. Kaum Mu’tazilah meyakini bahwa janji & ancaman Tuhan untuk membalas perbuatan hamba-Nya pasti akan terlaksana. Ini bagian dari keadilan Tuhan.

4. Al-Manzilah bain al-Manzilatain, yaitu tempat di antara 2 tempat. Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa orang mukmin yg berdosa besar, statusnya tidak lagi mukmin & juga tidak kafir, ia berada di antara ke-2nya. Doktrin inilah yg kemudian melahirkan aliran Mu’tazilah yg digagas oleh Washil ibn Atha.

5. Al-Amr bi al-ma’ruf wa al-Nahyu ‘an al-munkar, yaitu perintahmelaksanakan perbuatan baik & larangan perbuatan munkar. Ini merupakan kewajiban dakwah bagi setiap orang Mu’tazilah. Menurut salah seorang pemuka Mu’tazilah, Abu al-Husain al-Khayyat, seseorang belum bisa diakui sebagai anggota Mu’tazilah kecuali jika sudah menganut ke-5 doktrin tersebut.