apa problemmatika pendidikan saat pandemi? lantas bagaimana solusinya?​

Berikut ini adalah pertanyaan dari andisullivian98 pada mata pelajaran SBMPTN untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Apa problemmatika pendidikan saat pandemi? lantas bagaimana solusinya?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

            Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu

                                               simak baik2

                                                        ⇩

Problematika Pembelajaran Daring

Pertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.

Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.

Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    

Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.

lanjut baca di foto ya ⇩

Semoga membantu

jika tidak membantu

TOLONG JANGAN

KOMEN YANG NEGATIF

Terima kasih dan tetap semangat belajar

11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya

*maaf jika ada typo/kesalahan #Semangatbelajardimasapandemi

Jawaban:             Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu                                                simak baik2                                                         ⇩Problematika Pembelajaran DaringPertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.lanjut baca di foto ya ⇩Semoga membantujika tidak membantuTOLONG JANGANKOMEN YANG NEGATIFTerima kasih dan tetap semangat belajar11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya*maaf jika ada typo/kesalahan #SemangatbelajardimasapandemiJawaban:             Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu                                                simak baik2                                                         ⇩Problematika Pembelajaran DaringPertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.lanjut baca di foto ya ⇩Semoga membantujika tidak membantuTOLONG JANGANKOMEN YANG NEGATIFTerima kasih dan tetap semangat belajar11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya*maaf jika ada typo/kesalahan #SemangatbelajardimasapandemiJawaban:             Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu                                                simak baik2                                                         ⇩Problematika Pembelajaran DaringPertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.lanjut baca di foto ya ⇩Semoga membantujika tidak membantuTOLONG JANGANKOMEN YANG NEGATIFTerima kasih dan tetap semangat belajar11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya*maaf jika ada typo/kesalahan #SemangatbelajardimasapandemiJawaban:             Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu                                                simak baik2                                                         ⇩Problematika Pembelajaran DaringPertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.lanjut baca di foto ya ⇩Semoga membantujika tidak membantuTOLONG JANGANKOMEN YANG NEGATIFTerima kasih dan tetap semangat belajar11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya*maaf jika ada typo/kesalahan #SemangatbelajardimasapandemiJawaban:             Ini sebenarnya bisa kamu cari di internet biar saya beritahu                                                simak baik2                                                         ⇩Problematika Pembelajaran DaringPertama, pembelajaran online secara psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main.Kedua, pembelajaran virtual juga banyak memunculkan bias, misalnya ketika guru sedang menerangkan lewat zoom, gomeet, webex meet, youtube streaming dll tiba-tiba signal hilang, atau tidak stabil, maka pembicaraan akan terputus atau kalaupun berjalan tapi tersendat-sendat sehingga memunculkan banyak gangguan baik dari sisi audio maupun visual. Apalagi kalau pembelajaran melalui google classroom,e-learning,wag dll pembelajaran bersifat komunikasi satu arah dari guru ke siswa, kurang memberikan kesempatan komunikasi siswa ke guru. Dampaknya, penerima pesan yakni siswa akan bias dalam menerima materi. Bagi siswa yang signal HP nya stabil, dia bisa menerima pembelajaran relatif baik, tapi bagi siswa yang berada di lokasi dengan signal kurang baik, bahkan tidak ada signal sama sekali, maka dia tidak bisa mengikuti pembelajaran. Bahkan yang paling tragis, masih ditemukan beberapa siswa yang belum mampu membeli HP Android.  Atau HP nya punya tapi quota tidak ada, walaupun ada bantuan quota dari pemerintah, tapi pembagiannya belum merata.Ketiga,  karena pembelajaran online merupakan metode pembelajaran baru, dan dilaksanakan secara mendadak, maka baik siswa maupun guru belum mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, semuanya dilakukan dengan persiapan seadanya, semuanya serba meraba-raba. Itu di awal pembelajaran online berjalan, dan di tahun ajaran 2021/2022 sepertinya persiapan guru dan siswa sudah mengalami peningkatan.  Meskipun demikian pembelajaran online yang sampai sekarang sudah berjalan relatif lama yakni hampir 4 smester, tapi masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring belum selesai, berbagai hambatan dan kesulitan masih tetap banyak, bahkan akhir-akhir ini muncul masalah baru yakni kelelahan dan kejenuhan baik di pihak guru maupun siswa.    Pembelajaran tatap muka kadang diselingi canda tawa, baik antara guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, baik  ketika proses pembelajaran berlangsung maupun ketika waktu istirahat. Ketika pembelajaran beralih ke pembelajaran online, maka canda tawa penghilang stres itu tidak ada lagi baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran relatif  tegang, kurang relaks dan sulit menyisipkan candaan penghilang tress tadi. Akibatnya muncul kejenuhan dan kelelahan, guru dan siswa sama-sama loyo, kurang gairah dan kurang semangat  dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja akan berakibat pada pencapaian tujuan pembelajaran.lanjut baca di foto ya ⇩Semoga membantujika tidak membantuTOLONG JANGANKOMEN YANG NEGATIFTerima kasih dan tetap semangat belajar11/10/21  selengkapnya bisa kamu cari di website bdkbandung ya*maaf jika ada typo/kesalahan #Semangatbelajardimasapandemi

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh deborahh2008 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 08 Jan 22