Hal-hal penting dari gambar gedung penyusunan naskah proklamasi:

• Penyusunan naskah proklamasi diadakan di rumah Laksamana Maeda karena rumah tersebut mempunyai hak imunitas yaitu hak yang dalam menjalankan fungsi, wewenang dan tugasnya yang tanpa boleh dituntut sehingga kedua pemimpin itu tetap aman.
• Di ruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah proklamasi kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M. Hatta, dan Achmad Soebardjo. M. Hatta dan Achmad Soebardjo mengutarakan pemikirannya secara lisan, sedangkan bung karno bertindak sebagai penulis konsep naskah proklamasi tersebut.
• Penyusunan naskah ini juga dihadiri oleh golongan muda yang diantaranya oleh Sukarni, Sudiro, dan BM Diah. Sementara, diwakili oleh orang jepang yaitu S. Miyoshi dan S. Nishijima.
• Para pemuda waktu itu meminta agar pembacaan teks proklamasi disampaikan dengan suara yang keras. Akan tetapi, S. Nishijima tidak mengizinkan agar tak terjadi hal yang tak diinginkan dan memicu amarah dari tentara Jepang.

Penjelasan:

Penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan di jalan imam Bonjol no 1 Jakarta Pusat yang merupakan rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang yang ada di Indonesia, Laksamana Tadashi Maeda, dipilih sebagai lokasi perumusan naskah teks proklamasi pada dini hari. Tokoh pergerakan saat itu diantaranya Achmad Soebardjo yang memiliki kedekatan dengan Laksamana Maeda. Adapun alasan Laksamana maeda memperbolehkan rumahnya dijadikan tempat penyusunan proklamasi antara lain :

• Kedekatan Maeda dan Ahmad Soebardjo ini membuat Maeda lebih lunak terhadap keinginan Indonesia untuk merdeka. Soebardjo merupakan anggota yang aktif di organisasi Jong Java dan Persatuan Mahassiwa Indonesia saat di Belanda. Ahmad Soebardjo merupakan salah satu wakil dari Indonesia bersama dengan M Hatta dalam Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah pertama di Brussels dan Jerman.
• Ahmad Soebardjo aktif menjadi Anggota BPUPKI Ketika kembali ke Indonesia, Soebardjo aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang berubah menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
• Laksamana Maeda sudah kenal dengan Pelajar Indonesia saat menjadi Atase di Den Haag dan Berlin pada 1930 yang kemudian komunikasinya terjalin dengan Ahmad Soebardjo dan Bung Hatta. Laksamana Maeda pindah tugas ke Indonesia, sebagai Kepala Penghubung Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Saat itu, ia mempekerjakan Ahmad Soebardjo yang dikenalnya sejak lama di Belanda.

Pelajari Lebih Lanjut :

Pelajari lebih lanjut materi tentang Penyusunan Naskah Proklamasipadayomemimo.com/tugas/43559328

#BelajarBersamaBrainly