Sutan Sjahrir adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 19 Maret 1909 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 22 April 1966.

Sjahrir mulai terlibat dalam gerakan politik Indonesia pada tahun 1930-an, saat ia belajar di Universitas Leiden di Belanda. Ia kemudian bergabung dengan organisasi politik Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II, Sjahrir kembali ke Indonesia dan menjadi salah satu tokoh utama dalam perjuangan kemerdekaan. Ia menjadi anggota dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang merupakan badan sementara yang dibentuk untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.

Pada tahun 1945, Sjahrir menjadi Perdana Menteri pertama pada tahun 1945-1947. Sebagai Perdana Menteri, ia memimpin negara dalam masa transisi yang sulit, saat Indonesia sedang berjuang untuk menentukan identitas nasional dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi negara yang baru merdeka.

Sjahrir juga aktif dalam perjuangan politik dan diplomasi untuk menyatukan negara-negara di Asia Tenggara dan melawan imperialisme. Namun, ia mengalami masalah dengan Presiden Soekarno yang menganggap Sjahrir terlalu moderat dalam perjuangan politik. Pada tahun 1947, Sjahrir dituduh melakukan kudeta dan diasingkan ke Belanda.

Walaupun Sjahrir tidak lagi menjabat dalam pemerintahan, ia tetap aktif dalam perjuangan politik dan menjadi salah satu tokoh penting dalam oposisi terhadap Soekarno. Pada tahun 1966, ia meninggal dunia dalam usia 57 tahun. Sjahrir diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia karena perannya dalam perjuangan kemerdekaan dan pengabdiannya untuk negara dan rakyat Indonesia.