Sejarah 'Bhinneka Tunggal Ika' dan Artinya

Secara harfiah 'Bhinneka Tunggal Ika' memiliki arti 'berbeda-beda tapi tetap satu'. Maksud dari semboyan karya Mpu Tantular tersebut mengacu kepada meskipun manusia beragam, dengan suku yang berbeda, agama berbeda, entis yang berbeda tetapi tetap satu.

Dalam Kakawin Sutasoma, kitab yang memuat Bhinneka Tunggal Ika dibuat sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara.

Kakawin Mpu Tantular ini mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk Hindu dan Buddha.

Setelah itu, sekitar 7 abad kemudian Mohammad Yamin membaca tulisan Johan Hendrik Casper Kern dan menemukan tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis Mpu Tantular. Secara harfiah 'E Pluribus Unum' memiliki arti 'dari banyak menjadi satu'.

Kata tersebut diambil dari bahasa Latin.

Semboyan ini pertama kali dikenalkan dalam mata uang koin di New Jersey, AS, pada 1786. Dan kemudian menjadi simbol pemersatu di AS sendiri.

Karena alasan itu, Joe Biden pun menganggap semboyan AS dan Indonesia yang mempunyai kesamaan tersebut.

"Moto ini menggarisbawahi pentingnya inklusivitas dalam membangun jembatan antara masyarakat kita yang beragam," kata Joe Biden dalam keterangannya yang diunggah oleh Kedubes AS.

Joe Biden pun menantikan kerja sama antara AS dan Indonesia di masa depan untuk sama-sama membangun Indo-Pasifik yang damai.

"Saya menantikan kerja sama yang akan dilakukan kedua negara kita untuk memajukan komitmen bersama terkait demokrasi dan bekerja untuk membangun kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan tangguh," kata Joe Biden.