Jawaban:

Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-16. Pada awalnya, mereka tertarik dengan rempah-rempah yang ada di Indonesia, terutama lada hitam dan cengkeh. Selain itu, Belanda juga melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk barang-barang Eropa, seperti tekstil dan senjata.

Pada tahun 1602, Belanda membentuk VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), sebuah perusahaan dagang yang berbasis di Batavia (sekarang Jakarta) untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia. VOC diberi hak monopoli untuk membeli, menjual, dan mengangkut rempah-rempah dari Indonesia, dan mereka juga mendirikan benteng-benteng di beberapa wilayah di Indonesia untuk melindungi kepentingan dagang mereka.

Selama masa penjajahan Belanda, bangsa Indonesia melakukan berbagai upaya untuk melawan penjajahan. Salah satu upaya ini adalah melalui pergerakan perlawanan yang disebut Pemberontakan Padi pada tahun 1888-1889. Gerakan ini dipimpin oleh seorang pemimpin agama bernama Tjokroaminoto dan berpusat di Jawa Tengah. Pemberontakan Padi ini bertujuan untuk menentang pemberlakuan sistem tanam paksa yang diberlakukan oleh Belanda pada waktu itu.

Setelah itu, pada tahun 1908, terjadi peristiwa Budi Utomo, yaitu organisasi pertama di Indonesia yang berfokus pada perjuangan nasionalisme. Organisasi ini didirikan oleh sekelompok intelektual Indonesia yang ingin mengembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran politik di kalangan rakyat Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, banyak gerakan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang berkembang, seperti Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dan Gerakan Rakyat Indonesia Muda (GRIM). Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Belanda mencoba untuk merebut kembali kekuasaan di Indonesia melalui Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947-1949. Namun, dengan dukungan dari negara-negara lain dan perjuangan rakyat Indonesia yang gigih, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.