Perang Aceh terjadi pada tahun 1873-1904, terhitung sangat lama dalam sejarah perlawanan rakyat Indonesia kepada pemerintahan kolonial Belanda. Bahkan perang ini merupakan perang yang sulit dihadapi oleh Belanda. Pada akhirnya Belanda mengubah strategi dengan mengirimkan Snouck Hurgronje untuk ditugasi oleh Belanda guna memenangkan perang dengan menjalin hubungan dengan rakyat Aceh. Snouck Hurgronje bertugas untuk menyelidiki tata negara Aceh sehingga dapat diketahui kelemahan rakyat Aceh. Snouck Hurgronje sendiri merupakan seorang orientalis ternama berkebangsaan Belanda yang paham tentang Islam dan mempunyai pengalaman bergaul dengan orang-orang Aceh selama di Mekkah.

Adapun hasil yang didapatkan oleh Snouck Hurgronje dituliskannya dalam sebuah laporan yang berjudul Atjeh Verslag, dimana isinya ialah untuk melumpuhkan perjuangan rakyat Aceh ialah dengan memecah belah kekuatan yang ada dalam masyarakat. Kaum ulama yang memimpin perlawanan harus dihadapi dengan kekuatan bersenjata, dan mengusulkan agar Belanda memberikan kesempatan para bangsawan dan anak-anaknya masuk dalam korps pamong praja pemerintah kolonial.

Dengan demikian, tujuan Belanda mengirimkan Dr. C. Snouck Hurgronje ke Aceh adalah menyelidiki kekuatan rakyat Aceh untuk diterapkan pada pasukan Belanda.