Jawaban:

Tokoh yang berpendapat seperti itu dalam sidang BPUPKI adalah Ki Hadjar Dewantara.

Penjelasan:

Ki Hadjar Dewantara menyampaikan pandangannya dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, bahwa rakyat Indonesia harus memiliki dasar negara yang berasal dari peradaban kebanggaan Indonesia, dan bukan meniru susunan tata negara negara lain.

Ki Hadjar Dewantara merupakan seorang tokoh nasionalis Indonesia dan juga pendiri Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Dalam pandangannya, Ki Hadjar Dewantara menolak ide untuk meniru susunan tata negara negara lain, karena menurutnya hal itu akan membuat Indonesia kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang mandiri dan memiliki peradaban yang unik.

Ia juga berpendapat bahwa dasar negara Indonesia haruslah diambil dari nilai-nilai yang ada dalam budaya dan adat istiadat Indonesia. Dalam pandangannya, budaya dan adat istiadat Indonesia memiliki nilai-nilai yang tinggi, seperti gotong royong, kebersamaan, dan toleransi. Oleh karena itu, nilai-nilai tersebut harus menjadi dasar negara Indonesia yang baru.

Pandangan Ki Hadjar Dewantara ini kemudian diadopsi oleh para anggota BPUPKI, dan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945. Dasar negara Indonesia yang ada sekarang ini, Pancasila, juga diambil dari nilai-nilai yang terdapat dalam budaya dan adat istiadat Indonesia.