Jawaban:

1. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" berasal dari aksara Jawa Kuno yang ditemukan pada prasasti Tugu, yang berasal dari abad ke-5 Masehi. Kata "Bhinneka" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "berbeda-beda", sedangkan "Tunggal Ika" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "tetap satu". Semboyan ini menjadi semakin terkenal setelah digunakan oleh pahlawan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, pada 1920-an sebagai semboyan persatuan dan kesatuan Indonesia yang beragam budaya dan agama.

Semboyan ini kemudian dipilih oleh para pendiri bangsa sebagai semboyan negara Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi simbol dari kesatuan dan keragaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

2.Keberagaman SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat Istiadat) merupakan ciri khas masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Namun, keberagaman ini seringkali menjadi sumber konflik dan perpecahan di dalam masyarakat. Oleh karena itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan dalam konteks keberagaman SARA di Indonesia.

Semboyan ini mengandung makna bahwa meskipun berbeda-beda dalam suku, agama, ras, dan adat istiadat, namun seluruh masyarakat Indonesia harus tetap bersatu dan saling menghormati satu sama lain. Keberagaman SARA harus dipandang sebagai kekayaan dan bukan sebagai ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam konteks keberagaman SARA, semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan bahwa keberagaman itu bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti atau dihindari, tetapi justru harus dipelajari, dihargai, dan diapresiasi. Dengan memahami dan menghargai keberagaman SARA, maka kita dapat membangun hubungan yang harmonis dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.