Jawaban:

1. Sultan Ageng Tirtayasa

Uraian: Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Rau Martakusuma. Ketika ayahnya wafat, ia diangat menjadi Sultan Muda bergelar Pangeran Rau atau Pangeran Dipati. Beliau berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Sultan menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

2. Sultan Hasanuddin

Uraian: Sultan Hasanuddin sendiri terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Perlawanan Kerajaan Gowa kepada VOC yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Speelman. Mereka ingin menyingkirkan Kerajaan Gowa pimpinan Sultan Hasanuddin yang selalu menjadi hambatan. Usaha Belanda menemui titik buntu. Sultan Hasanuddin berhasil menyatukan beberapa kerajaan kecil untuk membantunya melakukan perlawanan terhadap Belanda.

3. Tuanku Imam Bonjol

Uraian: Tuanku Imam Bonjol bernama asli Muhammad Shahab, dan merupakan putra dari pasangan Bayanuddin Shahab dan Hamatun. Tuanku Imam Bonjol pahlawan yang berjuang di Perang Padri. Perang tersebut terjadi selama 18 tahun dan meninggalkan luka bagi orang Minang dan Mandailing atau Batak pada umumnya. Tuanku Imam Bonjol diapresiasi atas jasa kepahlawanannya dalam melawan penjajahan, kemudian diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973.

4. Pangeran Diponegoro

Uraian: Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. sejak tahun 1821 para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman. Akhirnya Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

5. Kapitan Pattimura

Uraian: Kapitan Pattimura berasal dari Pulau Seram lahir pada 8 Juni 1783 dari keluarga keturunan bangsawan Pulau Seram di masa itu. Kapitan Pattimura seorang pemimpin yang berwibawa dan penuh kharisma. Perlawanannya melawan penjajahan Belanda dikenal cerdik dan mampu menghimpun kekuatan besar rakyat Maluku. Bahkan, namanya disegani oleh para pemimpin VOC kala itu yang harus memutar otak untuk menghadapi perlawanan rakyat Maluku. Tidak heran jika Pattimura sangat piawai dalam pertempuran dan menghimpun pasukan.

6. I Gusti Ketut Jelantik

Uraian: I Gusti Ketut Jelantik lahir pada tahun 1800 di Tukadmungga, Buleleng, Bali. Semasa hidupnya, I Gusti Ketut Jelantik memimpin masyarakat Bali dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda. Tidak cuma sekali, perlawanan yang dilakukan I Gusti Ketut Jelantik sampai tiga kali. Ketiga perlawanan itu adalah Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III. Perang-perang tersebut terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1846-1849.

7. Raden Ajeng Kartini

Uraian: Lahir di Jepara, Jawa Tengah, R.A. Kartini berasal dari keluarga ningrat Jawa terpandang. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat adalah Bupati Jepara dan masih punya garis keturunan dari wangsa Mataram. Kartini menempuh pendidikan hanya sampai usia 12 tahun di Europese Lagere School (ELS). sang ayah, Kartini diminta untuk tidak melanjutkan sekolah. Ia pun mulai dipingit atau tidak boleh keluar rumah sesuai kebiasaan tradisi. Surat-surat Kartini dibukukan dan diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan terbitan yang kemudian dikenal dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Jika kamu merasa jawaban ini berguna, mohon diberikan penilaian yah dan jangan lupa juga follow akun ini untuk jawaban-jawaban bermanfaat lainnya ❤.