Langit terkesan dengan gedung terminal yang terlihat bagus dan modern. Para penumpang naik ke lantai dua dan menunggu di satu ruangan luas dengan jendela-jendela besar di sepanjang sisi luar. Ruangan itu mirip seperti ruang tunggu di bandara. Sayangnya, siang itu ruang tunggu penuh sesak. Langit menoleh ke sekeliling untuk mencari kursi yang kosong. Papa menunjuk deretan kursi di sudut ruangan. “Ayo, kita ke sana.” Langit melihat hanya ada dua kursi yang kosong. Itu tidak cukup untuk mereka bertiga. Mama mendekati seorang ibu. “Permisi, Bu, bisakah tas Ibu diletakkan di lantai, supaya kami bisa duduk?” Ibu itu tidak menjawab. Ia hanya menurunkan tasnya dengan muka masam. “Pantas saja orang lain sampai menggelar alas di lantai. Kursinya malah dipakai untuk menaruh tas,” gerutu Langit. “Kenapa mereka tidak menegur orang-orang yang meletakkan tas di kursi, Ma? Lebih enak daripada duduk di lantai, kan?” tanya Langit sambil mengeluarkan roti cokelatnya. “Mungkin mereka segan. Menegur orang lain bukan hal yang mudah dilakukan,” jawab Mama. “Bukankah seharusnya orang-orang itu yang merasa segan?” “Betul.” Papa menimpali. “Sayangnya tidak semua orang menyadari hak dan kewajiban mereka ketika memakai fasilitas umum.” Langit makan roti sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Sungguh sayang, ruangan bagus ini jadi terlihat kotor. Bukan hanya karena banyak orang yang duduk di lantai, tetapi juga karena bermacam bau bercampur aduk jadi satu. Pernyataan yang sesuai dengan bacaan di atas adalah ….A. ruangan bagus ini terlihat rapi dan bersih karena semua orang menjaga fasilitas umum dengan baik

B. kita berhak memakai fasilitas umum tapi tidak berkewajiban untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan sesama pengguna

C. menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan fasilitas umum adalah kewajiban semua warga negara

D. kewajiban menjaga kebersihan dan kenyamanan di terminal adalah tugas dari petugas kebersihan terminal​