Jawaban:

Setelah bocornya berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu yang pertama kali didengar oleh Sutan Syahrir. Maka, golongan muda mendesak Sukarno mengambil kesempatan yang ada untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, atas pengaruh Jepang, Sukarno tidak ingin tergesa-gesa memproklamasikan kemerdekaan. Karena demikian, Sukarno dan Moh. Hatta dibawa secara diam-diam ke Rengasdengklok untuk diamankan dari pengaruh Jepang. Hal ini disebut peristiwa Rengasdengklok.

Ketegangan antara golongan muda dan golongan tua terjadi dalam proses menentukan kapan dan dimana proklamasi dilakukan. Golongan tua atas pimpinan Sukarno tidak memberikan keseriusan dalam memproklamasikannya, sehingga terjadilah Peristiwa Rengasdengklok. Dari peristiwa Rengasdengklok ini, golongan tua akhirnya mau mengikuti saran golongan muda yang pada pukul 23.00 tanggal 16 Agustus 2019 mulailah dirumuskan teks Proklamasi di Rumah Laksamana Muda Maeda.

Empat tokoh pendiri negara dalam proses perumusan teks proklamasi dan menjelang kemerdekaan, yaitu sebagai berikut :

Ir. Soekarno, sebagai penulis naskah proklamasi pada kertas yang nantinya akan diketik ulang.

Moh. Hatta & Ahmad Soebardjo, mendampingi Sukarno dan memberikan ide-ide mengenai isi teks agar singkat, padat, dan jelas.

Sayuti Melik, sebagai pengetik ulang draft (rancangan) naskah proklamasi yang pada saat itu masih menggunakan mesin ketik.

Ibu Fatmawati, sebagai penjahit bendera merah putih.

Laksama Maeda, sebagai orang yang meminjamkan rumahnya dalam proses perumusan teks proklamasi.

Penjelasan:

maaf kalo salah