Tuliskan 5 adat istiadat yg ada di jogja beserta persitiwa

Berikut ini adalah pertanyaan dari Nafiyaaoo pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tuliskan 5 adat istiadat yg ada di jogja beserta persitiwa nya dan makna nya..​
Tuliskan 5 adat istiadat yg ada di jogja beserta persitiwa nya dan makna nya..​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

-Upacara Sekaten

Sekaten atau Upacara Sekaten adalah acara ulang tahun Nabi Muhammad SAW yang diadakan pada setiap tanggal 5 bulan Jawa mulud (Rabiul Awal tahun hijriah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dahulu di pakai oleh Sultan Hamengkubuwono I, Pendiri Keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.

Pada hari pertama, Upacara ini akan diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set Gamelan Jawa Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendapa Ponconiti menuju Masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari Masjid Agung sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan Masjid Agung. 

Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud, selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang kedalam kraton.    

-Grebeg Muludan

Acara puncak peringatan Sekaten akan ditandai dengan Grebeg Muludan yang diadakan pada tanggal 12 Rabiul Awal (persis hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW) dari jam 08.00 - 10.00 wib dengan dikawal oleh 10 macam Bregada (kompi) prajurit kraton, Wirabraja, Dhaheng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Surakarsa dan Bugis. 

Sebuah gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan dan buah-buahan serta sayur-sayuran akan dibawa dari Istana Kemandungan melewati Sitihinggil dan Pagelaran menuju Masjid Agung. Setelah di do'akan, gunungan yang melambangkan kesejahteraan Kerajaan Mataram ini dibagikan kepada masyarakat yang mengganggap bahwa bagian dari gunungan ini akan membawa berkah bagi mereka. 

Bagian Gunungan yang dianggap sakral ini akan dibawa pulang dan ditanam di sawah ladang agar sawah ladang mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka.

-Tumplak Wajik

Dua hari sebelum acara Grebeg Muludan, Suatu upacara yaitu Upacara Tumplak Wajik diadakan di halaman Istana Magangan pada jam 16.00 wib. Upacara ini berupa Kotekan atau permainan lagu dengan memakai kentongan, lumpang (alat untuk menumbuk padi) dan semacamnya yang menandai awal dari pembuatan gunungan yang akan diarak pada saat Upacara Grebeg Muludan. Lagu-lagu yang dimainkan dalam acara Numplak Wajik ini adalah lagu jawa populer seperti Lompong Keli, Tudhung Setan, Owal Awil atau lagu-lagu rakyat lainnya.   

-Upacara Labuhan

Upacara Labuhan merupakan Upacara Adat Yogyakarta yang telah dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram Islam pada abad ke XIII hingga sekarang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat meyakini bahwa dengan melakukan Upacara Labuhan secara tradisional akan terbina keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat serta negara. 

Upacara Labuhan biasanya dilaksanakan pada empat tempat yang berjauhan letaknya. Masing-masing tempat itu mempunyai latar belakang sejarah tersendiri sehingga pada masing-masing tempat tersebut perlu dan layak dilakukan upacara labuhan. Keempat tempat tersebut adalah Dlepih yang berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tempat yang kedua adalah Parangtritis di sebelah selatan Yogyakarta, Yang ketiga adalah Puncak Gunung Lawu dan yang keempat adalah di Puncak Gunung Merapi.

Upacara Labuhan ini bersifat religius yang hanya dilaksanakan atas titah raja sebagai kepala kerajaan. Dan menurut tradisi Kraton Kesultanan Yogyakarta, Upacara Labuhan dilakukan secara resmi dalam rangka peristiwa-peristiwa seperti Penobatan Sultan, Tingalan Panjenengan (Ulang tahun penobatan Sultan) dan peringatan hari "Windo" hari ulang tahun penobatan Sultan "Windon" berarti setiap delapan tahun.

Tidak mengherankan jika upacara tradisional langka ini menjadi daya tarik wisatawan untuk menyaksikannya. Susana khidmat upacara, keberanian para pembantu juru kunci melaksanakan Labuhan di lautan serta keramaian masyarakat memperebutkan benda-benda Labuhan, Semakin menarik acara Labuhan menjadi menarik untuk disaksikan. 

-Upacara Siraman Pusaka

Upacara Siraman Pusaka adalah Upacara Adat Kraton Yogyakarta membersihkan segala bentuk pusaka yang menjadi milik kraton. Tradisi ini diadakan pada setiap bulan Suro pada hari Jum;at Kliwon atau Selasa Kliwon dari pagi hingga siang hari yang biasanya dilakukan selama 2 hari. 

Adapun bentuk pusaka yang dibersihkan diantaranya Tombak, Keris, Pedang, Kereta, Ampilan (banyak dhalang sawunggaling) dan lain sebagainya. Pusaka yang dianggap paling penting oleeh Kraton Yogyakarta adalah Tombak K.K Ageng Plered, Keris K.K Ageng Sengkelat, Kereta Kuda Nyai Jimat, Khusus Sri Sultan membersihkan K.K Ageng Plered dan Kyai Ageng Sengkelat. Setelah itu baru pusaka yang lainnya dibersihkan oleh para pengeran, Wayah Dalem dan Bupati.  

Semoga membantu , tolong beri penilaian .

Terima kasih , GBU .

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh angelinfelicia10 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 27 Jun 21