Jika terjadi krisis bahan makanan di Indonesia, tindakan apa yang

Berikut ini adalah pertanyaan dari samanthagnwn pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Jika terjadi krisis bahan makanan di Indonesia, tindakan apa yang akan kamu lakukan? (jelaskan dalam setengah halaman)

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Solusi Mengatasi Krisis Pangan dan Energi di Masa Depan :

Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi hal yang harus dikhawatirkan oleh generasi saat ini. Sebab diprediksi 40 tahun ke depan, dunia akan mengalami penurunan produksi energi fosil baik itu dalam minyak bumi, batu bara, maupun gas. Seperti diketahui, sumber energi dari fosil termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat akan habis.

Bahan bakar dalam bentuk minyak untuk selalu dibutuhkan. Meskipun sudah mulai diproduksi bahan bakar minyak dari minyak nabati seperti  yang bersumber dari minyak sawit, namun jumlahnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak untuk saat  ini dan kedepan.

“Generasi sekarang harus mempersiapkan itu, karena permasalahan masa depan, seluruh kehidupan dunia bergantung pada energi fosil. Salah satu yang digagas adalah teknologi pirolisis biomassa dengan memanaskan biomassa hingga 600 derajat celcius yang menghasilkan produk cair yg disebut sebagai bio-crude oil, produk gas berupa bio-pyrolysis gas dan produk padat dalam bentuk bio-char"

Ada 7 kebutuhan dasar yang dunia butuhkan saat ini, udara bersih, air bersih, makanan (pangan), kesehatan, hunian (tempat tinggal), energi di rumah (listrik), dan terakhir transportasi. Mengenal krisis di bidang pangan, bahwa salah satu persoalan yang akan dihadapi generasi selanjutnya ialah krisis pangan sebagai akibat produksi pangan melalui pertanian bergantung langsung dengan  pupuk nitrogen buatan yang  selama ini diproduksi dari gas alam atau batubara. Gas alam dan batubara menuju habisnya, pupuk nitrogen tidak mampu lagi disediakan, produksi pangan dunia akan anjlok tanpa pupuk nitrogen ini.

Dalam dunia pertanian, dikenal istilah intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa memperluas lahan pertanian yang telah ada, salah satu caranya ialah dengan penggunaan pupuk. Sementara ekstensifikasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan.

Mengenai penggunaan pupuk sebagai cara intensifikasi pertanian, kita dapat menganalisis bahwa pada 40 tahun kedepan, dunia akan mengalami masalah ketersediaan pupuk seiring dengan terjadinya krisis energi fosil. Hal itu bisa diketahui dari bahan pembuatan pupuk yaitu dari nitrogen dari udara dan hidrogen dari gas alam atau batubara  menjadi ammonia. Ammonia diubah menjadi berbagai bentuk pupuk nitrogen yang salah satunya  berupa urea.  Sementara bahan bakar fosil sendiri akan mengalami krisis dengan menuju masa habisnya.

Maka dari itu harus ada PEMBUATAN BIO-CHAR yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah.

Bio-Char ini memilik manfaat yaitu, dapat meningkatkan PH tanah, meningkatkan mikrobiologi di tanah, memperbaiki tanah, sebagai green house emisi gas, meningkatkan kualitas hasil panen, mempertahankan nutrisi tanah, menyuburkan tanah, mampu bertahan di kala di kala kekeringan, dan menyeimbangkan kandung karbon tanah.

Pembuatan Bio-Char tesebut dilakukan di laboratorium workshop produksi biomassa dengan teknik pirolisis. Biomassa tersebut diproses dengan alat bernama  Pyrolyzer hasil kerja sama dengan BDPKS untuk biomassa sawit dan RTC Pertamina untuk biomasa selain sawit.  Alat ini mampu bekerja dengan temperatur 300-600 derajat celcius. 

Pirolisis sendiri merupakan teknik mengurai bahan organik melalui proses pemanasan hingga menjadi produk cair, produk gas dan produk padat sebagai bio-char. Bagaimana proses pembuatannya? Pertama ialah biomassa dihaluskan terlebih dahulu. Biomassa ini bisa berasal dari segala jenis tumbuhan yang kerap dimanfaatkan untuk bahan bakar, seperti kayu, tempurung kelapa dan lain-lain. Kemudian, dipanaskan hingga 600 derajat celcius.

Lalu biomassa tersebut berubah terdekomposisi menjadi bentuk volatile (senyawa yang mudah menguap) kemudian didinginkan, bahan yang terkondensasi menjadi bio-crude oil dan yang berbentuk gas dikembalikan untuk dibakar kembali. “Sisanya berupa arang yang disebut sebagai Bio-Char. Itu tidak kita jadikan sebagai energi tapi kita gunakan untuk merehabilitasi tanah,”

Pemanfaatan Bio-Char yang kaya akan karbon sebagai penyubur tanah tersebut, mampu bertahan di tanah dalam jangka waktu yang lama. Namun butuh proses tidak serta merta sebagaimana kinerja pupuk. “Cuman masalahnya kan kita mau atau tidak mengalami penurunan produksi dulu karena tidak menggunakan pupuk".

Kata Kunci : Pembuatan Bio-Char

Maaf kalau salah,

Semoga membantu!!

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh sonnygani dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 06 Jul 21