kalimat pengembang cerita monyet dan lumba- lumba​

Berikut ini adalah pertanyaan dari muhamadalihsan5 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Kalimat pengembang cerita monyet dan lumba- lumba​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diutarakan oleh sumbernya, tanpa melalui penuturan atau penyampaian ulang dari pihak lain. Salah satu ciri khas kalimat langsung adalah penggunaan kata kerja atau verba aktif.

Pembahasan

Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk mencari kalimat langsung dari fabel yang berjudul Si Monyet dan Lumba-Lumba. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

KALIMAT LANGSUNG

1. “Hai!” sebuah suara menyapanya.

2. “Hai!” seru suara itu lagi, “Lihatlah di belakangmu!”

3. “Siapa kamu?”

4. “Aku lumba-lumba. Aku melihat kamu terapung di lautan ini sendirian. Aku dengan senang hati akan mengantarmu ke pantai. Ayolah naik ke punggungku!” ajak lumba-lumba dengan ramah.

5. “Kita sudah dekat dengan pantai,” seru lumba-lumba.

6. “Di depan kita adalah kota Athena. Dari sanakah dirimu berasal?”

7. “Ya benar!” jawab monyet sembarangan.

8. “Bahkan aku adalah keturunan dari bangsawan yang paling ternama di seluruh negeri ini.”

9. “Luar biasa!” seru lumba-lumba.

10. “Tentunya kamu tahu betul Piraeus,” tanyanya kemudian.

11. “Tentu saja!” monyet terus saja berbohong, walaupun ia tidak tahu siapa itu Piraeus.

12. “Aku kenal baik sekali dengannya bahkan ia adalah kawan karibku!”

13. “Nah, pembohong!” seru lumba-lumba.

14. “Sekarang berenanglah ke daratan. Piraeus kawan karibmu itu telah menunggu di pantai!”

Sebagai rujukan, berikut teks yang dimaksud oleh soal.

Si Monyet dan Lumba-lumba

Sebuah perahu bajak laut berlayar di lautan. Kapal mengangkat sauh dari sebuah pelabuhan di pantai yang indah di utara benua Afrika. Awalnya perjalanan berlangsung tenang. Angin bertiup sepoi-sepoi meninabobokan para penumpang. Matahari bersinar lembut penuh kehangatan. Permukaan laut bening dan rata seperti kaca yang tidak bertepi. Langit biru terhampar disulam awan-awan putih.

Tapi tiba-tiba semua berubah dalam sekejap. Topan berkecamuk. Angin menderu-deru menampar-nampar layar. Ombak bergulung-gulung setinggi pohon kelapa. Langit gelap ditutup awan hitam yang mengeluarkan hujan deras mengguyur tiada henti. Perahu terombang-ambing tidak berdaya, berada dalam cengkeraman badai yang tiada ampun.

Perahu tak kuat menahan topan. Lambungnya terbelah dua, lalu perlahan tenggelam dalam lautan yang berwarna hitam. Serpihan kayu-kayu bertebaran di permukaan laut, sisanya yang lebih banyak berada di dasar laut.

Badai mereda. Hujan berhenti. Udara kembali hangat oleh matahari. Lautan kembali tenang seperti tak terjadi apapun. Tak disangka, terapung di sepotong kayu, seekor monyet berhasil selamat dari badai. Alangkah malangnya, monyet yang biasanya bergelayut di pepohonan hutan, berjalan-jalan di daratan, bertengger di pundak majikannya, sang pelaut, sekarang terombang-ambing di tengah laut yang seolah tak bertepi. Dimana-mana air. Kemanapun mata memandang yang terlihat hanya warna biru. Biru tua warna lautan, biru muda warna langit. Si monyet meratap berputus asa.

“Hai!” sebuah suara menyapanya. Monyet bergidik ketakutan, siapa yang menyapanya di tengah lautan?

“Hai!” seru suara itu lagi, “Lihatlah di belakangmu!”

Monyet menoleh ke belakang dan melihat sebuah kepala muncul dari dalam air. Sebuah wajah menatapnya, kulitnya

bener gak maaf ya kalo salah

karna gak ada teks nya

jadikan jawaban tercerdas ya

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh bimosenocipto dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 29 Oct 22