bagaimana peran indonesia dalam memfasilitasi penyelesaian konflik di moro,filipina

Berikut ini adalah pertanyaan dari nadya4869 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Bagaimana peran indonesia dalam memfasilitasi penyelesaian konflik di moro,filipina

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Peran indonesia dalam memfasilitasi penyelesaian konflik di Moro Filipina adalah sebagai Moderator

Pembahasan

Dalam usaha perdamaian antara pemerintah Filipina dengan MNLF, Indonesia adalah salah satu yang berperan dalam usaha perdamaian yaitu dengan bertindak sebagai mediator. Selain sebagai sesama anggota ASE¬AN, Indonesia telah menjadi pihak yang mendapat pengakuan dari pemer-intah Filipina terhadap kesamaan keadaan sosial budaya dan politik. Hal ini membuat pemerintah Filipina memiliki harapan bahwa Indonesia mam¬pu memberikan solusi terhadap masalah di Filipina. Sementara itu, konflik semakin pelik karena Malaysia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim mendukung gerakan MNLF secara simbolik tanpa ter¬lihat sebagai sebuah intervensi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Ferdi¬nand Marcos, presiden Filipina saat itu meminta bantuan kepada Presiden Suharto. Dari sinilah dimulainya peran Indonesia dalam upaya penyelesa¬ian konflik antara Pemerintah Filipina dengan MNLF.

Latar Belakang Konflik antara MNLF dan Pemerintah Filipina dan Upaya Perdamaian  

MNLF adalah gerakan perlawanan yang dipimpin oleh Profesor Nur Misuari, seorang akademisi dari Universitas Filipina yang berupaya memisahkan diri dari Filipina sejak dekade 1970-an sebagai respon terhadap marjinalisasi yang dilakukan oleh pemerintah Filipina terhadap Bangsa Moro. Dalam perkembangannya, MNLF ini mengalami berbagai perubahan sikap yang merupakan respon terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah Filipina dalam setiap rezimnya masing-masing. Oleh karena itu, MNLF menjadi sebuah organisasi pergerakan yang melawan pemerintah Filipina atas dasar ketidakadilan yang dialami masyarakat Muslim Filipina, secara khusus di Kepulauan Sulu dan Mindanao.

Dalam konteks ideologis, MNLF mengidentifikasi diri dengan ideologi nasionalis-sekuler dibandingkan dengan ideologi Islam. Latar belakang dari Nur Misuari itu sendiri berpengaruh langsung terhadap pemilihan ideologi organisasi ini, yaitu dimana dia adalah seorang aktivis gerakan sosialis Islam selama masih mahasiswa. Bahkan Salamat Hashim yang merupakan wakilnya dan yang memisahkan diri dari MNLF dengan mendirikan Moro Islamic Liberation Front (MILF) menuduh Nur Misuari mengubah haluan ideologi organisasi menjadi gerakan dengan ideologi komunis.

Pada 1996 terjadi perubahan yang membawa kemajuan bagi mas¬yarakat Muslim di Filipina, yaitu pergantian presiden dari Ferdinand Mar¬cos kepada Corazon Aquino. Perubahan ini tentu saja diharapkan dapat membawa perdamaian di Filipina Selatan. Seperti yang diharapkan, selama pemerintahan Aquino pemerintah Filipina cenderung membuat kebijakan akomodatif terhadap kelompok perlawanan Mindanao daripada kebijakan refresif. Pilihan kebijakan ini tidak bisa dilepaskan dari spektrum politik di Filipina dan dukungan internasional untuk menyelesaikan konflik Min¬danao di meja perundingan.

Aquino membangun formula dengan menerjemahkan perjanjian damai ke dalam bentuk undang-undang, yaitu Organic Arc on Autonomy for Muslim Mindanao yang kemudian dimasukkan kedalam perubahan Konstitusi 1987 dengan nama Autonomos Region in Muslim Mindanao. Upaya baru ini tentu saja memberikan kabar baik bagi Nur Misuari yang sebelumnya kecewa terhadap pelaksanaan Perjanjian Tripoli. Alhasil, selama pemerintahan Aquino Nur Misuari kembali melihat adanya kesempatan dan menjadi babak baru untuk mewujudkan cita-cita perda¬maian di Filipina Selatan.  

Namun, kebijakan yang dikeluarkan oleh Aquino tersebut dalam prosesnya ditentang oleh Nur Misuari karena bertentangan dengan Perjanjian Tripoli dan dianggap merugikan pihak MNLF. MNLF menganggap bahwa pelaksanaan perjanjian tersebut tidak adil sehingga mengundang kemarahan sebagian sayap MNLF dan tingginya perlawanan MILF. Aki¬batnya, ketegangan dan kekerasan pun kembali meningkat. Presiden Fidel Ramos yang menggantikan Aquino pada 1993 mencoba kembali merintis pembicaraan dengan MNLF dengan menjanjikan mengembalikan wilayah yang ada di dalam Perjanjian Tripoli dengan memasukan klausul terpent¬ing pada Final Peace Agreement yang ditandatangani di Jakarta pada 2 Sep¬tember 1996 yang bunyinya, “the Final peace agrrement constitutes the full im¬plementasi of the Tripoli Agreement”

Terima kasih sudah bertanya di Brainly. Semoga jawaban ini dapat membantumu ya..  

Ayo kuasai materi pembelajaran lainnya melalui link di bawah ini!  

Pelajari lebih lanjut :

1. Konflik horozontal antarwarga masyarakat

yomemimo.com/tugas/9906621

2. Konflik suku dayak dan madura

yomemimo.com/tugas/9808902

3. Konflik antara aceh dan VOC

yomemimo.com/tugas/902315

4. Konflik israel palestina

yomemimo.com/tugas/8842277

Detail jawaban  

Kelas: 12 SMA

Mapel: PPKn

Bab: 5

Kode: 12.9.5

Kata Kunci : Konflik, Filipina, Indonesia

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Naaufizams dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 29 Jan 19