Jawaban:

KHUSUS VOC

Perekonomian Indonesia pada periode VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) mengalami berbagai perubahan dan dinamika. Pada saat itu, Indonesia masih menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang menjadi sumber kekayaan bagi VOC.

Pendapatan nasional pada periode tersebut terutama berasal dari hasil ekspor rempah-rempah seperti lada, cengkih, dan kayu manis. Namun, sebagian besar keuntungan dari ekspor ini didapatkan oleh VOC sebagai perusahaan asing yang menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Inflasi pada masa VOC belum menjadi masalah yang signifikan karena masih ada cukup banyak sumber daya alam yang dapat dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Namun, inflasi kemudian mulai terjadi pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 akibat kebijakan VOC yang memberlakukan monopoli dan pengaturan harga pada perdagangan rempah-rempah.

Pengangguran pada periode VOC tidak terlalu signifikan karena kebutuhan tenaga kerja masih tinggi dalam kegiatan perdagangan rempah-rempah. Namun, VOC mempekerjakan banyak tenaga kerja asing dan memperlakukan buruh Indonesia dengan buruk, termasuk memaksa mereka bekerja di bawah kondisi yang tidak manusiawi.

Neraca pembayaran pada masa VOC terutama tergantung pada hasil ekspor rempah-rempah. Namun, VOC juga mengimpor banyak barang dari Eropa seperti pakaian, senjata, dan barang-barang mewah lainnya. Seiring berjalannya waktu, VOC mulai mengalami kesulitan keuangan dan pada akhirnya mengalami kebangkrutan pada tahun 1799.

Kebijakan moneter dan fiskal pada periode VOC didominasi oleh kepentingan perusahaan asing tersebut. VOC memberlakukan sistem monopoli yang mengontrol perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan memberlakukan kebijakan harga yang menguntungkan perusahaan tersebut. Di sisi lain, VOC juga memungut pajak dan menguasai sumber daya alam Indonesia.

Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia pada periode VOC sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan dominasi VOC sebagai perusahaan asing. Meskipun VOC membawa kekayaan dan perkembangan perdagangan, tetapi hal ini juga memberikan dampak negatif pada masyarakat Indonesia seperti penghisapan sumber daya alam, penindasan terhadap buruh, dan pemanfaatan ekonomi yang tidak adil.