Penerapan nilai-nilai Pancasila pada masa penjajahan tentunya terpengaruh oleh situasi dan kondisi saat itu. Pada umumnya, pemerintah kolonial memiliki pandangan yang berbeda dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga mereka tidak selalu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kebijakan dan tindakan mereka. Namun, banyak juga tokoh-tokoh dan kelompok masyarakat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari meskipun dalam situasi yang sulit.

Beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila pada masa penjajahan adalah sebagai berikut:

Ketuhanan yang Maha Esa: Meskipun agama dan kepercayaan dianggap tidak penting oleh pemerintah kolonial, banyak orang yang tetap setia pada keyakinannya dan berupaya mempertahankannya.

Kemanusiaan yang adil dan beradab: Pada saat itu, banyak orang yang menolak perlakuan tidak adil dan tidak beradab dari pemerintah kolonial, dan berupaya memberikan perlakuan yang adil dan beradab kepada sesama manusia.

Persatuan Indonesia: Pada masa penjajahan, banyak orang yang berjuang untuk menyatukan bangsa Indonesia dan mempertahankan persatuan yang telah dibangun sebelumnya.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: Meskipun pemerintah kolonial tidak memperhatikan prinsip-prinsip kerakyatan, banyak orang yang tetap berusaha menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menjunjung tinggi hak-hak warga negara.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Pada saat itu, banyak orang yang menolak perlakuan diskriminatif dan tidak adil dari pemerintah kolonial, dan berupaya memberikan keadilan sosial bagi semua warga negara.