Jawaban:

Otoritarianisme. Dekrit Presiden 5 Juli 1959, juga dikenal sebagai Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), dikeluarkan oleh Presiden Sukarno dan memberinya kekuasaan tertinggi untuk mengambil alih semua kekuasaan eksekutif dan legislatif, mengakhiri masa demokrasi liberal yang telah berlangsung selama delapan tahun sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Setelah dikeluarkannya Supersemar, Sukarno mendirikan "Demokrasi Terpimpin" yang lebih otoriter, dengan mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menekan oposisi politik.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, pemerintahan Sukarno memfokuskan pada pembangunan nasionalisme, industrialisasi, dan modernisasi. Namun, program-program ini sering kali terkendala oleh kebijakan ekonomi yang tidak efektif dan korupsi yang merajalela. Setelah kegagalan Gerakan 30 September 1965, Suharto mengambil alih kekuasaan dan memulai masa Orde Baru yang berlangsung selama hampir 32 tahun.

Pada masa Orde Baru, pemerintahan Suharto memfokuskan pada pembangunan ekonomi dan modernisasi. Meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada masa ini, pemerintahan Suharto juga terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis dan penggunaan kekerasan untuk menindas oposisi politik.

Setelah jatuhnya Suharto pada tahun 1998, Indonesia beralih kembali ke sistem demokrasi liberal, dengan pemilihan presiden yang bebas dan adil serta kebebasan berpendapat dan berkumpul. Meskipun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam membangun demokrasi yang stabil dan efektif, termasuk masalah korupsi, ketimpangan ekonomi, dan intoleransi agama dan etnis.

Penjelasan: