Jawaban:

Anggaran tradisional adalah pendekatan anggaran yang didasarkan pada metode historis atau inersia, di mana anggaran baru dibentuk berdasarkan anggaran sebelumnya dengan penyesuaian yang minimal. Pendekatan ini cenderung fokus pada pengeluaran dan alokasi sumber daya yang dilakukan berdasarkan praktik-praktik yang sudah ada.

Di sisi lain, anggaran kinerja (performance budgeting) adalah pendekatan yang menekankan pada pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Pendekatan ini melibatkan penetapan sasaran kinerja yang jelas, pengukuran hasil aktual, dan alokasi sumber daya yang berdasarkan pada kinerja dan efektivitas.

Menurut beberapa ahli, karakteristik anggaran tradisional meliputi:

1. Berbasis inersia: Anggaran dibentuk berdasarkan anggaran sebelumnya dengan penyesuaian minimal.

2. Fokus pada pengeluaran: Penekanan pada alokasi dana dan pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan terus menerus.

3. Terpusat pada input: Perhatian utama pada sumber daya yang dialokasikan untuk kegiatan atau program.

Sementara itu, karakteristik anggaran kinerja meliputi:

1. Orientasi pada hasil: Fokus pada pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan.

2. Penetapan sasaran kinerja: Menetapkan sasaran dan indikator kinerja yang jelas untuk mengukur pencapaian.

3. Alokasi sumber daya berdasarkan kinerja: Penyusunan anggaran didasarkan pada kinerja dan efektivitas program.

Kesimpulan dari pengertian kedua pendekatan tersebut adalah bahwa anggaran tradisional cenderung berfokus pada pengeluaran dan penyesuaian dari anggaran sebelumnya, sementara anggaran kinerja lebih berorientasi pada pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Anggaran kinerja mendasarkan alokasi sumber daya pada kinerja dan efektivitas program untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Penjelasan:

semoga jawabannya betul