Secara pribadi, saya menentang pemberlakuan hukum mati di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa saya berpendapat demikian:

1. Pemberlakuan hukum mati tidak memberikan solusi yang tepat untuk masalah kejahatan. Hukuman mati tidak dapat menjamin bahwa kejahatan tidak akan terulang kembali, karena faktor-faktor yang mempengaruhi kejahatan tersebut tidak hanya bersifat individu, tetapi juga bersifat sosial dan struktural.
   
   
2. Pemberlakuan hukum mati dapat menimbulkan peluang untuk terjadinya kesalahan hukum. Meskipun proses hukum di Indonesia telah diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia, namun masih terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan hukum. Pemberlakuan hukum mati berarti memberikan keputusan yang tidak dapat dibatalkan kepada seseorang, bahkan jika terdapat bukti yang menunjukkan bahwa orang tersebut tidak bersalah.
   
   
3. Pemberlakuan hukum mati dapat menimbulkan masalah moral. Hukuman mati merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, seperti hak untuk hidup dan hak untuk tidak dihukum tanpa proses yang cukup adil.
   
   
4. Pemberlakuan hukum mati dapat merugikan kepentingan negara. Pemberlakuan hukum mati dapat menyebabkan negara harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk proses hukum yang panjang dan kompleks, sementara dana tersebut dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan demikian, saya berpendapat bahwa pemberlakuan hukum mati tidak memberikan solusi yang tepat untuk masalah kejahatan, dan dapat menimbulkan masalah moral, serta merugikan kepentingan negara. Oleh karena itu, saya menganjurkan agar pemberlakuan hukum mati di Indonesia dihapus, dan digantikan dengan hukuman yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan