Jawaban:

Perlawanan Kesultanan Mataram melawan VOC atau Belanda

Dikarenakan VOC telah menguasai wilayah Malaka, kemudian, VOC memberikan pengaruh pada daerah sekitar wilayah Malaka dengan menguasai banyak lokasi di Nusantara dengan cara melakukan penaklukan terahadap kerajaan-kerjaan yang ada.

Kemudian, dimana kondisi dari VOC telah selesai membangun pusat kekuasaannya di Batavia (sekarang Jakarta). VOC kemudian melakukan monopoli perdanganan yang kemudian dilakukan di daerah Selat Sunda. Selain itu, VOC juga mulai menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada di daerah Pulau Jawa. Salah satunya adalah kerajaan Mataram dimana pada saat itu kerjaan Matarm sedang berada pada puncak kejayaannya yang dipimpin oleh SUltan Agung pada tahun 1613-1614. Dikarenakan Sultan Agung memiliki cita-cita untuk menghubungkan seluruh pulau Jawa. Tetapi cita-cita tersebut tidak dapat terwujudkan karena kedatangan VOC pada waktu yang bersamaan di daerah Batavia. Selain hal tersebut, terdapat pula kegiatan monopoli yang dilakukan oleh VOC juga membuat bayak orang menderita. Karena dua alasan tersebut menjadikan alasan Sultan Agung untuk melawan VOC. Terdapat dua kali perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Agung.

1. Perlawanan Mataran Pertama Tahun 1628.

Perlawanan pertama kali dilakukan di daerah Batavia dilaksanakan pada tahun 1628. Tepatnya pada tanggal 21 September 1628, dimana pasukan kerajaan Mataram melakukan penyerangan pertamanya ke Benteng Hollandia. Taktik yang digunakan adalah dengan cara melakukan pembendungan terhadap Sungai Ciliwung dimana hal tersebut merupakan salah satu teknik perang yang cukup tinggi pada masanya. Akibat perang tersebut, kemudian Tumenggung Bahurekso dengan putranya gugur dan penyerangan yang pertama ini terjadinya kegagalan. Dengan sangat terpaksa, pasukan Sultan Agung pada perlawanan kali ini kalah.

Kemudian disusunlah perlawanan kedua.

2. Perlawanan Mataram pada Tahun 1629

Meskipun pada tahun 1628 kerajaan Mataram mengalami kegagalam dalam melakukan perlawanan terhadap VOC. Kemudian, pada tahun 1629 pasukan kerjaan Mataram kembali menuju Batavia guna untuk melakukan penyerangan yang lebih baik daripada sebelumnya dimana pada penyerangan kali ini terdapat:

1. Perlengkapan perang yang lebih matang dengan bantuan senjata api serta Meriam.

2. Dilengkapi pasukan berkuda serta gajah.

3. Membawa perseidaan bahan makanan yang lebih dengan melakukan pembuatan lumbung makan dan padi di daerah Cirebon dan Tegal.

Pada perlawanan kedua ini, kerjaan mataram berhasil menghancurkan benteng Hollandia dan juga membunuh J.P. Coen yang dimana ia sedang melakukan perlawanan terhadap kerjaan Mataram di benteng Meester Cornellis.

Kemudian, pada keberhasilan ini juga dilawan balik oleh VOC dengan cara melakukan perlawanan kembali dimana lokasi dari lumbung makan dan padi ditemukan oleh VOC. Kemudian, kedua lumbung padi dan makanan yang berada di Cirebon dan Tegal tersebut dibakar oleh VOC yang dimana pasukan kerjaan Mataram kesulitan untuk makan dan menjadikan perlawanan kedua yang dilakukan oleh kerjaan Mataram ini mengalami kegagalan untuk kedua tersebut.

Meskipun gagal lagi, Sultan Agung tetap memaksakan untuk melakukan penyerangan selanjutnya, selain itu Sultan Agung telah mempersiapkan hal selanjutnya tetapi ketika rencana itu akan dijalankan, Sultan Agung meninggal pada tahun 1645.

Penyebab Kegagalan dan Kelakalahan Kerajaan Mataram

1. Jarak tempuh yang terlalu jauh karena lokasi dimana kerjaan Mataram berada di Jogjakarta dan VOC di Batavia (Jakarta).

2. Kurangnya persediaan makanan dikarenakan lumbung makan dan padi yang dihancurkan oleh VOC terlebih dahulu.

3. Kalahnya kekuatan teknologi persenjataan yang digunakan oleh kerjaan Mataram dalam melawan VOC

4. Serangan penyakit Malaria terhadap pasukan kerjaan Mataram