Berikut ini adalah pertanyaan dari tuanwijaya30 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari 'new normal' warga Indonesia dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona. Namun kendala infrastruktur dan teknologi membuat adanya kesenjangan pendidikan antar daerah.
Sherly Lewerissa, warga di Ambon sudah hampir tiga bulan punya tanggung jawab tambahan di rumah.
Selain harus mengajar dengan metode online sebagai dosen di Universitas Pattimura, ia juga harus mendampingi kedua anaknya belajar dari rumah.
Putera sulungnya, Hillary de Queoljoe sekarang duduk di kelas 7 SMP Negeri 6, sementara adik Hillary, Marchella de Qoeljoe adalah murid kelas 1 Sekolah Citra Kasih, di Ambon, Maluku.
Sherly and Kids
Sherly (kiri) merasakan perbedaan metode belajar di rumah yang dijalani anaknya, Marchella, dan Hillary. (Supplied: Sherly Lewerissa.)
Sherly mengaku ada perbedaan besar dalam aktivitas keduanya saat berlajar di rumah karena mereka berada di sekolah yang berbeda.
"Sekolah negeri tidak sama dengan sekolah swasta. Sekolah yang swasta lebih terorganisasi dan rapi," kata Sherly kepada Hellena Souisa dari ABC News.
"Adik setiap hari ada tugas, nanti hasilnya dikirim melalui Gmail. Tapi Kakak tugasnya [dari sekolah] tidak menentu, dalam satu minggu mungkin hanya ada 2 atau 3 tugas," tambahnya.
Sekitar 4.000 kilometer dari kota Ambon, Vincent, seorang murid kelas 5 Sekolah Dasar di Desa Semudun, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat mengaku lebih suka belajar di sekolah.
"Saya lebih suka belajar [di sekolah] seperti biasa karena di rumah bosan tidak ada teman," ujarnya kepada Natasya Salim.
Sejak akhir Maret lalu, Vincent dan adiknya, Wilson, yang duduk di kelas 3, belajar di rumah dengan menyaksikan tayangan TVRI, sesuai instruksi dari sekolah mereka yaitu SD Negeri 19 Semudun.
Siau Tan and Kids
Wilson, Siau Tan, dan Vincent di Kalimantan Barat. Siau Tan mengaku khawatir pendidikan anaknya akan tertinggal karena pandemi. (Supplied: Siau Tan.)
Melalui program TVRI bertajuk "Belajar Dari Rumah", yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), murid-murid seperti Vincent dan Wilson bisa mendengarkan penjelasan tentang suatu topik.
"Dari awal tidak ada [belajar online], soalnya guru anak saya yang besar, yang kelas 5 SD, tidak ada hape kayak kita," kata Siau Tan, ibu dari Vincent dan Wilson.
Bukti 'ada kesenjangan pendidikan'
Itulah yang dialami sebagian anak-anak Indonesia, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa, saat sedang sekolah dari rumah di tengah pandemi virus corona.
Di saat ada anak-anak lain, khususnya di kota-kota besar, yang tetap belajar lewat gawai canggih dan internet, banyak pula yang tak memilikinya.
Seperti yang diakui oleh Siti Maulia Rizki, seorang guru dari Madrasah Tsanawiah Negeri di Kabupaten Aceh Besar.
Siti di Aceh.jpg
Siti Maulia Rizki, guru di madrasah negeri yang mengatakan tak semua muridnya memiliki ponsel untuk belajar. (Foto: Koleksi pribadi)
Sebagai seorang wali kelas, ia menceritakan jika hanya lebih dari separuh murid-muridnya yang memiliki ponsel, tapi masalahnya tidak hanya sampai di situ.
"Belum lagi rata-rata anak-anak berasal dari keluarga ekonomi ke bawah, jadi meski punya hape tapi tidak punya paket internet," kata Siti kepada Erwin Renaldi.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh habibjazuli52 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 12 Jul 21