Jawaban:

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebutkan, saat ini  bangsa Indonesia menghadapi lima ancaman.

Ancaman yang pertama adalah masalah yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme. Ancaman radikalisme dan terorisme ini bisa muncul di mana saja dan kapan saja.

"Kita tidak tahu, diantara kita siapa lawan siapa kawan. Bisa muncul setiap saat," ujar dia usai menghadiri Symposium Smart City 2016 di Gedung Lengkung UGM, Rabu (7/9/2016) .

Kemudian yang kedua adalah soal narkoba. Saat ini peredaran narkoba sudah sampai ketingkat Rukun Tetangga (RT).

"Per RT saja paling tidak sudah ada dua pengguna narkoba. Mulai sabu sampai menghirup lem," ucapnya.

Ketiga adalah soal korupsi. Menurut dia, memahami area rawan korupsi harus dipunyai oleh setiap pengambil keputusan, baik di pusat maupun tingkat daerah yang menyangkut perencanaan anggaran , retsribusi pajak, dana bansos dan hibah, dan pos-pos anggaran  pusat maupun daerah.

Ancaman keempat, lanjutnya, adalah terkait ketimpangan sosial. Sampai 8 tahun ini ketimpangan sosial sudah mengkhawatirkan. Tingkat gizi anak-anak dilevel yang paling bawah. Angka kematian ibu hamil masih tertinggi di dunia. Selain itu juga soal sanitasi di pemukiman-pemukiman penduduk.

Tjahjo mencontohkan, di dekat bandara International Soekarno Hatta ada tiga kelurahan yang 90 persen penduduknya tidak punya MCK. "Ini perlu dilakukan berbagai program sanitasi yang sehat di berbagai pemukiman," sebutnya.

Sementara ancaman yang kelima, sebut dia, adalah masalah pengkhianatan terhadap bangsa dan negara. Ini harus diwaspadai, terutama pengkhianatan dari dalam yang memecahbelah kesatuan dan persatuan bangsa.

"Yang harus diwaspadai bukan ancaman dari luar tetapi yang paling rawan adalah lima ancaman ini," ujarnya.